Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023 : Kerendahan Hati itu Pembunuh Kesombongan Diri
Kata-kata ini memang sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam di dalam hidup Kristiani. Orang-orang sombong bukanlah orang yang bahagia
Mereka suka memamerkan dirinya, suka memilih tempat-tempat terdepan dalam perjamuan dan lupa bahwa mungkin ada orang lain yang melebihi mereka. Tentu saja sikap seperti ini bukan hanya berlaku untuk sesama manusia saja.
Kadang-kadang sikap ini bisa menjalar kepada kehidupan pribadi yang mudah sekali mengabaikan Tuhan. Sikap hidup dalam kebersamaan dengan sesama manusia yang kelihatan saja begini, apalagi dengan Tuhan yang tidak kelihatan, akan lebih sulit.
Kesombongan diri itu membutakan kebersamaan. Untuk mengatasi sikap sombong maka dibutuhkan kebajikan kerendahan hati. Tuhan Yesus berkata: “Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah.
Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 Oktober 2023, Hidup Jujur dan Hanya Demi Kristus
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk 14:10-11). Kerendahan hati adalah pintu masuk kepada kebahagiaan batin.
Kerendahan hati adalah sebuah kebajikan yang luhur. Kebajikan kerendahan hati yang benar bukanlah berarti menjelekkan diri sendiri atau membuat kita memiliki rasa rendah diri.
Kerendahan hati justru membebaskan kita dari perasaan-perasaan seperti itu dan membuat kita semakin memahami diri kita di hadapan Tuhan dan sesama. Kerendahan hati bisa membantu kita untuk menilai diri kita secara tepat.
Kita belajar dari Yesus yang tidak memandang ke-Allahan-Nya sebagai milik yang dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp 2:7-8).
St. Paulus adalah inspirator kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Ia meyakinkan jemaat di Roma bahwa Tuhan Allah tidak menolak umat-Nya. Umat Israel yang keras hati, bisa mendapatkan belas kasih dari Tuhan semesta alam.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023 : Kita dan Ego
Ia juga menasihati jemaat untuk rendah hati. Ia berkata: “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.” (Rm 11:25-27).
Hidup Kristiani akan bermakna bila kita memiliki hidup yang serupa dengan Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.
Kerendahan hati-Nya mengubah seluruh hidup kita. Kerendahan hati membunuh setiap kesombongan diri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.