Berita Timor Tengah Selatan
Dinas Dukcapil Timor Tengah Selatan Sebut Masih 3,81 Persen Wajib KTP yang Belum Perekaman
pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin dalam segala kondisi untuk melaksanakan pelayanan perekaman KTP.
Penulis: Adrianus Dini | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Jumlah pendudukan kabupaten Timor Tengah Selatan yang belum melakukan perekaman KTP sebanyak 12.902 jiwa dari total wajib KTP sebanyak 338.341 jiwa atau sebanyak 3,81 persen.
Hal itu disampaikan PLT Kepala Dinas Kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil) Kabupaten Timor Tengah Selatan, Jems Kase, saat ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Senin 30 Oktober 2023.
"Berdasarkan data yang dimiliki Dukcapil Timor Tengah Selatan Per Oktober 2023, jumlah pendudukan yang belum melakukan perekaman KTP sebanyak 12.902 jiwa dari total wajib KTP sebanyak 338.341 jiwa. Ada 3,81 persen wajib KTP yang belum melakukan perekaman KTP," ujarnya.
Dikatakan Jems, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jumlah pemilih pemula dan juga warga usia dewasa yang hingga saat ini belum melakukan perekaman.
Baca juga: Gelar Bakti Sosial Donor Darah, PKN Target 50 Kantong Darah bagi Warga Timor Tengah Selatan
Meski demikian, menjelang Pemilu 2024 kata Jems, permohonan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) di Kabupaten TTS cenderung mengalami peningkatan.
Menurut Jems, peningkatan permohonan perekaman KTP ini akan semakin terasa pada satu bulan sebelum pemilu.
"Puncak peningkatan ini diperkirakan akan berlangsung pada Januari atau sebulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Ini fenomena lima tahunan. Setiap kali menjelang pemilu pasti terjadi peningkatan permohonan pembuatan KTP. Nanti puncaknya terjadi pada Januari 2024 atau sebulan sebelum hari pemungutan suara," paparnya.
Dirinya menjelaskan, peningkatan permohonan pembuatan KTP biasanya akan ditandai dengan mobilisasi penduduk dari desa-desa ke kantor Dukcapil untuk pembuatan KTP.
"Kalau sudah puncaknya, nanti mobil pickup dan truk parkir berderet di depan kantor ini. Mobil-mobil ini membawa warga dari desa- desa untuk pembuatan KTP," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman kata Jems, untuk mengantisipasi lonjakan ini biasanya jam pelayanan akan ditambah hingga malam hari diikuti dengan penambahan loket pelayanan.
"Loket pelayanan kita saat ini ada 12 loket. Kalau memang mendesak maka akan kita tambah loketnya. Mobil pelayanan keliling juga akan kita stand by-kan di kantor untuk menunjang pelayanan kita. Kalau sudah puncaknya, maka pelayanan akan dilakukan hingga larut malam," jelasnya.
Terkait ketersediaan logistik, dirinya menerangkan, Blanko saat ini masih tersedia stoknya yaitu hampir 8000 keping. Dirinya mengkuatirkan ketersedian film dan ribon.
"Kalau stok Blanko aman. Kita kuatir stok film dan ribonnya untuk pembuatan KTP, karena stok ribon dan film kita akan habis di Desember. Artinya di awal tahun, Januari dan Februari stoknya masih kosong. Sementara, ketersedian anggaran untuk belanja di awal tahun ini biasanya sulit. Di satu sisi, Januari ini merupakan puncak fenomena peningkatan pembuatan KTP," paparnya.
Meski demikian dikatakan Jems, pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin dalam segala kondisi untuk melaksanakan pelayanan perekaman KTP.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut di Noelbaki, Dua Warga Timor Tengah Selatan Tewas di Tempat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.