Berita Kota Kupang
Hari Pangan Sedunia di NTT 2023, Konsumsi MP-ASI Pangan Lokal Tinggi Protein Hewani
Kampanye dalam memperingati Hari Pangan Sedunia, 2023 yang bertema “Air adalah Kehidupan, Air adalah Pangan. Jangan Tinggalkan Siapapun”.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Oby Lewanmeru
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Dina Suryani Ludji, S.St, M.Kes mengatakan, sesuai dengan tugas tenaga kesehatan, maka dalam pola penanganan stunting itu, pihaknya ada pada intervensi spesifik yang hanya 30 persen.
Baca juga: Puskesmas Alak Miliki Enam Dokter Umum dan Dua Dokter Gigi
Karena itu, lanjutnya, dengan kegiatan demo itu, diharapkan agar ibu-ibu mempersiapkan MP-ASI berkualitas bagi bayi dan balita.
"Demo masak yang kita lakukan ini, yakni agar kita bagaimana memasak bagi keluarga satu kali atau sekaligus dengan makanan bayi. Selama ini ibu merasa ribet kalau masak keluarga dan masaka untuk bayi, padahal makanan untuk bayi bisa diolah sekaligus atau satu kali dengan makanan keluarga," ujarnya.
Terkait data stunting di Kecamatan Alak, Dina mengatakan untuk Kecamatan Alak, angka stunting sebesar 14,8 persen atau setara dengan 791 bayi/ balita, berat badan kurang 1.103 bayi/balita, gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 550 bayi/balita.
Elita Juliana Mautang selaku Manager Bisnis Perum BULOG Kanwil NTT pada kegiatan demo masak bersama tersebut menyumbang beras sehat fortifikasi serta pangan protein hewani telur.
Dirinya berharap adanya bantuan tersebut, pihaknya dapat bersumbangsih dalam upaya pencegahan stunting di NTT bersama seluruh pihak yang ada.
Baca juga: Unicef Harap Adanya CSR Dunia Usaha Bagi Sektor Kesehatan di NTT
Nutrition Officer UNICEF, Ha’i Raga Lawa menyampaikan terima kasih atas kerja sama semua pihak untuk kegiatan tersebut. Dirinya juga mengajak para peserta yang hadir untuk melanjutkan informasi pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung seluruh perilaku percepatan pencegahan stunting.
Perilaku tersebut termasuk mendukung konsumsi tablet tambah darah bagi remaja puteri dan ibu hamil, pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif pada anak usia 0-6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) tinggi protein hewani setiap hari.

Dikatakan, investasi pencegahan stunting dapat dilakukan dan didukung oleh seluruh masyarakat yang berfokus pada periode emas, yaitu periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) dari hari pertama kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Baca juga: BKKBN NTT - Tanoto Fundation Gandeng Jurnalis Edukasi Penanggulangan Stunting
Menurut Ha'i Raga Lawa, demo masak yang dilakukan itu memanfaatkan sumber protein hewani terbaik yang mudah didapatkan dan murah, yaitu satu telur setiap hari.
Keluarga dapat melakukan strategi bersama dalam pemenuhan protein hewani ini dalam mendukung pertumbuhan anak yang optimal dan bebas dari stunting.
"Mari berdayakan pangan lokal NTT yang tinggi protein hewani, demi ciptakan generasi bebas stunting menyongsong generasi emas NTT 2045. Selamat Hari Pangan Sedunia 2023," pungkasnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.