Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 25 Oktober 2023, Hidup yang Dipertanggungjawabkan
Bapak Luigi Beltrame dan Ibu Maria Beltrame Cuattrochi adalah pasutri pertama kali dalam sejarah Gereja yang diangkat menjadi orang kudus
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Hidup yang Dipertanggungjawabkan
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXIX merujuk pada Bacaan Roma 6: 12 - 18, Mazmur 124: 1-3.4-6.7-8 dan Injil : Lukas 12: 39 - 48
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, RP. John Lewar SVD hari ini.
Mengawali renungannya RP. John Lewar SVD memulai dengan satu kutipan ayat Kitab Suci : “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Luk 12:43)
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk bisa bertanggungjawab dan diandalkan. Tuhan Yesus bersabda, “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.”
Salah satu kebahagiaan seorang pendidik atau formator adalah saat melihat anak didik yang didampinginya bertanggungjawab dan dapat diandalkan dalam
menjalankan tugas atau pekerjaannya. Saya gembira melihat siswa-siswi STM rajin bekerja dan tekun berdoa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 25 Oktober 2023, Banyak Dituntut Daripadanya
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 25 Oktober 2023, Tiga Cara Manusia Melayani dan Bersikap Rendah Hati
Dengan berdoa, mereka berlatih mendekatkan diri dengan Tuhan. Demikian pula orang tua juga akan bangga melihat anak-anaknya bisa bertanggungjawab terhadap studi yang dijalani. Jika anaknya tuntas dalam pelajaran mereka pasti gembira.
Tanggung jawab akan mendatangkan sukacita atau kegembiraan. Sebagai seorang imam, saya juga gembira melihat para orangtua yang bertanggungjawab terhadap
pendidikan iman anaknya, yang setia pada janji perkawinannnya, yang membaptiskan anaknya sejak dini, yang tetap tegar menghadapi gelombang hidup berumahtangga.
Terkait dengan tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya, kita bisa belajar dari teladan pasutri pada zaman modern ini yang diangkat menjadi orang kudus pada 21 Oktober 2001.
Mereka adalah Bapak Luigi Beltrame dan Ibu Maria Beltrame Cuattrochi. Inilah pasutri pertama kali dalam sejarah Gereja yang diangkat menjadi orang kudus.
Dari perkawinan tanggal 25 November 1905, mereka dianugerahi 4 anak, yaitu: Filippo (15 Oktober 1906 – 20 February 2003, menjadi imam); Stefania (9 Maret 1908 – 1 Maret 1993, menjadi suster); Cesare (27 November 1909 – 31 Desember 2008, menjadi imam); dan Enrichetta (6 April 1914 – 16 Juni 2012).
Menurut Paus Yohanes Paulus II (alm.) pasutri tersebut diangkat menjadi orang kudus karena kehidupan keluarga mereka itu biasa, tetapi dijalani secara luar biasa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 25 Oktober 2023, Siapa Diberi Banyak, Banyak yang Dituntut Daripadanya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 24 Oktober 2023, Kasih Allah
Pak Luigi adalah ahli hukum, sedangkan Bu Maria adalah perawat sukarelawan yang bergabung dalam Palang Merah Italia dalam masa perang. Dalam situasi hidup yang tidak mudah di Italia pada abad ke-20, mereka berfokus pada kehadiran Yesus yang nampak dalam rencana Allah atas perkawinan mereka.
Ada dua hal yang mendasari hidup sehari-hari mereka, yaitu: mencintai pekerjaannya dan tekun berdoa (Rosario dan Ekaristi). Ketika anak yang ke-4 mau lahir, dia sudah divonis dokter: kemungkinan hidup hanya 5 persen atau akan lahir cacat. Maka diusulkan untuk digugurkan saja.
Dalam situasi itu, mereka mengandalkan Tuhan dan makin tekun berdoa. Mereka pun siap bertanggung jawab merawat anaknya meskipun cacat. Apapun yang terjadi mereka siap menerima anak itu bagaimanapun kondisinya, karena dia adalah buah hati perkawinan mereka. Ternyata prediksi manusia berbeda dengan kehendak Tuhan.
Yang diprediksi tim medis dengan alat kedokteran kemungkinan hidup hanya 5 % , tetapi atas kehendak Tuhan ternyata Enrichetta bisa hidup sampai usia 98 tahun
(1914-2012). Bahkan saat kedua orangtuanya dibeatifikasi di Roma, ia masih bisa menghadirinya.
Tidak ada yang mustahil bagi orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam kesulitan hidupnya dan selalu rendah hati di hadapan Tuhan. Pertanyaan refleksinya, bagaimana sikap tanggungjawab Anda terhadap pekerjaan atau keluarga yang dipercayakan kepada Anda selama ini?
Contemplasi:
Kita patut melambungkan pujian dan syukur ke hadirat Tuhan yang telah memberikan segalanya bagi kita secara cuma-cuma. Semoga hidup kita boleh menjadi pujian bagi kemuliaan Tuhan. Dalam doa rosario bersama Maria kita bermadah: " Aku mengagungkan Tuhan dan hatiku bersukaria karena Allah Penyelamatku sebab Ia memperhatikan kerendahan hambaNya".
Doa:
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk mempunyai mata hati yang senantiasa waspada dan peka. Bantulah kami agar mampu untuk bertanggung jawab atas diri kami dan
sesama. Semoga kami tidak terlena dengan kenikmatan makanan dan minuman yang kami santap. Karena belas kasih dan kerahiman-Mu, semoga kami selalu mau belajar untuk mempunyai hati seperti yang Engkau miliki. Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Rabu. Selamat beraktivitas. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.