KKB Papua
KKB Papua Klaim Bunuh Intel TNI Polri yang Menyamar Jadi Pendulang Emas di Yahukimo
KKB Papua mengklaim telah membunuh intelijen TNI Polri yang sedang menyamar menjadi pendulang emas di Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Yahukimo.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua melontarkan pernyataan mengejutkan. Mereka menyebutkan telah berhasil membunuh intelijen TNI Polri yang sedang menyamar menjadi pendulang emas di Kali Satu, Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo.
Klaim itu disampaikan anggota KKB Papua yang terlibat dalam penyerangan ke lokasi kejadian, sebagaimana dalam video yang viral di media sosial dan dilansir Pos-Kupang.Com, Sabtu 21 Oktober 2023.
Dalam video itu disebutkan bahwa KKB Papua berhasil menembak mati intelijen yang selama ini menyamar sebagai pendulang emas di tempat tersebut.
Tudingan tentang adanya intelijen di antara para pendulang emas itulah yang memicu KKB Papua untuk melancarkan serangan terhadap kelompok warga sipil pada Senin 16 Oktober 2023.
Serangan di lokasi tersebut melibatkan sekitar 30 anggota KKB Papua. Hanya saja tidak disebutkan di bawah pimpinan siapakah penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris terhadap warga sipil tersebut.
Untuk diketahui, baru-baru ini tepatnya Senin 16 Oktober 2023, Kelompok Separatis Teroris menyerang warga sipil yang saban hari beraktivitas sebagai pendulang emas tradisional di Kali Satu, Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo.
Dalam insiden tersebut, tujuh orang tewas di tempat. Mereka menderita luka-luka berat. Selain tubuhnya berlubang-lubang karena terkena tembakan KKB Papua, seluruh badannya juga penuh dengan luka sayatan.
Tindakan bar-bar itulah yang membuat para korban meregang nyawa dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Ketika bala bantuan tiba, yakni prajurit TNI Polri yang tergabungan dalam Satgas Ops Damai Cartenz, para korban sudah tak bernyawa lagi.
Menghadapi keadaan yang mengerikan itu, prajurit TNI Polri pun mengambil sikap tegas. Tim gabungan langsung berusaha mengevakuasi semua jenazah, sambil melakukan tindakan heroik, yakni menyelamatkan warga sipil yang masih hidup di tengah serangan brutal KKB Papua.
Dalam kondisi yang genting tersebut, rupanya KKB Papua tak mau diam. Mereka terus menunjukkan taringnya, dengan melepaskan tembakan ke arah prajurit TNI Polri yang berjibaku menyelamatkan sesama warga sipil.
Namun berbekal keterampilan yang dipunyai para awak kebanggaan NKRI tersebut, apa yang dilakukan KKB Papua itu, sia-sia adanya. Semua jenazah dan warga sipil yang ada di lokasi kejadian, berhasil diselamatkan semuanya.
Baca juga: Meski Ditembak KKB Papua, 25 Pendulang Emas di Yahukimo Berhasil Diselamatkan TNI Polri
Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menyebutkan bahwa ketika tim gabungan berusaha melakukan evakuasi, mereka mendapatkan perlawanan yang sengit dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut.
Saat itu, ungkap Bayu Suseno, KKB Papua berusaha menghambat jalannya evakuasi. Bahkan para kriminalis tersebut terus melepaskan tembakan ke arah aparat TNI Polri.
Akan tetapi semua tembakan tak mengenai sasaran. Baik prajurit TNI Polri maupun warga sipil yang sedang dievakuasi, tak satu pun terkena hantaman peluru dari para awak KKB Papua.
Kondisi inilah yang membuat proses evakuasi jenazah dan warga sipil itu berhasil baik. Tujuh jenazah berhasil dibawa ke RSUD Dekai untuk divisum. Sementara warga sipil yang masih hidup dievakuasi ke tempat yang aman.
Sementara pada Kamis 19 September 2023, tatkala prajurit TNI Polri kembali melakukan penyisiran untuk kedua kalinya di Kali Satu, Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, masih ditemukan lagi 25 warga sipil yang masih hidup.
Puluhan warga ini masih hidup, lantaran mereka lari menyelamatkan diri saat KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya melakukan penyerangan mendadak ke lokasi penambangan emas tersebut.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan, bahwa tindakan KKB Papua itu sungguh keterlaluan. Komplotan itu tak lagi punya rasa kemanusiaan. Karena tindakan yang dilakukan sangat biadab.
Oleh karena itu, ia memerintahkan jajarannya untuk mengejar komplotan penjahat itu sampai ketemu. Tangkap dan proses para pelaku sesuai aturan hukum yang berlaku.
Hal mengejutkan lainnya, adalah pasca menembak mati tujuh warga pendulang emas di Yahukimo, KKB Papua kembali menyerang 22 buruh yang sedang mengerjakan bangunan puskesmas di Kampung Eromada, Kabupaten Puncak.
Dalam insiden tersebut, satu buruh bangunan tewas terkena tembakan. Sementara dua buruh lainnya menderita luka-luka karena terkena panah.
Sama seperti penyerangan terhadap pendulang emas di Yahukimo, seperti itu pula serangan yang dilakukan KKB Papua kepada para pekerja bangunan puskesmas di Kabupaten Puncak.
Serangan itu dilakukan secara tiba-tiba pada pukul 13.00 WIT, ketika para buruh itu sedang bekerja. Akibatnya, satu korban tewas di tempat. Sementara dua buruh lainnya terkena anak panah ketika berusaha menyelamatkan diri.
Belum diketahui, di bawah pimpinan siapakah anggota KKB Papua yang beraksi di Kabupaten Puncak ini. Namun kuat dugaan serangan itu merupakan bagian dari skenario yang dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ) untuk menunjukkan keberadaannya.
Baca juga: KKB Papua Serang Pekerja Konstruksi, Satu Tewas, Tiga Terluka
Baca juga: Senjata Api Terbatas, KKB Papua Gunakan Anak Panah Serang Pekerja Puskesmas
Lantas, sampai kapan situasi seperti ini melanda Tanah Papua? Jawabannya kembali pada hati nurani semua pihak, terutama pimpinan bersama anggota kelompok yang saban hari melancarkan aksi kriminal di daerah itu. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.