KKB Papua

Meski Ditembak KKB Papua, 25 Pendulang Emas di Yahukimo Berhasil Diselamatkan TNI Polri

Pasca Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 25 penambang dari Kampung Mosomdoba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Selasa 17 Oktober 2023

Penulis: Frans Krowin | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM
BERHASIL DISELAMATKAN – Prajurit TNI Polri berhasil menyelamatkan lagi 25 warga sipil yang saban hari bekerja sebagai pendulang emas di Kali Satu, Kampung Mosomdoba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Rabu 18 Oktober 2023. Para penambang itu diselamatkan seelah bersembunyi di hutan belantara Papua pasca serangan KKB Papua Senin 16 Oktober 2023. Dalam serangan itu, 7 pendulang emas dinyatakan tewas meregang nyawa. 

POS-KUPANG.COM – Pasca Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 18 pendulang emas dari Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Selasa 17 Oktober 2023, kini tim gabungan TNI Polri itu kembali menorehkan kisah serupa.

Bahwa setelah melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian, aparat keamanan kebanggaan NKRI itu kembali menemukan 25 orang penambang emas yang sedang bersembunyi di area hutan di sekitar tempat penambangan emas di kampung tersebut.

Pasca menemukan puluhan penambang emas itu, mereka langsung dievakuasi dari tempat persembunyiannya di tengah hutan di sekitar daerah aliran sungai di Kali Satu Kampung Mosomduba, Distrik Seradala, Papua Pegunungan.

Dengan dievakuasinya 25 penambang tersebut, maka saat ini tercatat sudah 45 orang penambang emas yang diselamatkan aparat keamanan dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata yang hingga kini berkeliaran di hutan Papua tersebut.

Dilansir Pos-Kupang.Com dari video yang viral di media sosial, Jumat 20 Oktober 2023, terungkap bahwa sejak serangan KKB Papua terhadap penambang emas di Kali Satu, Kampung Mosomduba, Senin 16 Oktober 2023,  sejak itu aparat keamanan terus menyisir area tersebut.

Penyisiran dilakukan, setelah KKB Papua menghabisi secara kejam tujuh orang penambang di tempat itu. KKB juga masih menembak prajurit TNI Polri yang datang ke lokasi kejadian dan berusaha mengevakuasi korban dari lokasi penambangan.

Ketika para korban hendak dievakuasi, KKB Papua masih berusaha untuk menembak para prajurit TNI Polri itu. Namun usaha tersebut sia-sia. Sebaliknya, KKB Papua justeru berhasil dipukul mundur dari lokasi penambangan tersebut.

Saat pertama menyisir lokasi kejadian, aparat keamanan terlebih dahulu menemukan 11 warga yang masih berlindung di area hutan di tempat itu. 11 Warga itu pun telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Baca juga: Diduga Tak Mampu Hadapi TNI Polri, KKB Papua Alihkan Target, Tembak Mati Warga Pendulang Emas

Baca juga: Kesaksian Pilot Susi Air Soal KKB Papua: Saya Masih Hidup, Masih Sehat, di Sini Kami Selalu Bersama

Dan, saat penyisiran kedua di lokasi kejadian pada Kamis 10 Oktober 2023 kemarin, ditemukan lagi 25 penambang illegal yang masih bersembunyi di tengah hutan di tepi kali itu.

Tak diketahui persis di tempat mana warga sipil itu bersembunyi dari intaian KKB Papua. Dari daerah mana warga sipil itu datang dan beraktivitas sebagai penambang emas di tempat tersebut.

Namun dari berbagai informasi yang berkembang, terungkap bahwa para penambang tersebut bukan warga asli Papua. Para penambang itu umumnya datang dari Sulawesi kemudian berusaha mengaiz rezeki di tempat itu.

Mungkin karena para penambang tersebut bukan warga asli Papua, sehingga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata itu pun menjadikannya sebagai incaran untuk selanjutnya dieksekusi dengan cara-cara yang tak berperikemanusiaan.

Untuk diketahui, sampai saat ini anggota KKB Papua tak henti-hentinya melakukan tindakan anarkis di daerah tersebut. Mereka tidak saja menyerang prajurit TNI Polri, tetapi juga warga sipil yang tak bersenjata.

Warga sipil yang dieksekusi KKB Papua umumnya bukan orang asli Papua. Tapi ironisnya, setelah melakukan tindakan yang tak berperikemanusiaan tersebut, anggota Kelompok Separatis Teroris itu bukannya siap bertanggung jawab, tapi memilih melarikan diri.

Atas fakta itulah, sehingga Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri menuding KKB Papua sebagai pengecut. Karena hanya bisa melakukan tindakan kejam terhadap orang lain, kemudian memilih melarikan diri untuk menghindari sanksi hukum yang bakal dijatuhkan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved