Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, Tanda Menjadi Dasar Untuk Percaya
Dalam injil hari ini ada orang-orang Yahudi datang kepada Yesus untuk meminta tanda.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Tanda Menjadi Dasar Untuk Percaya.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa XXVIII merujuk pada Roma 1: 1-7, Mazmur 981.2-3ab.3cd-4 dan Injil : Lukas 11: 29-32
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Banyak tanda dalam kehidupan yang memberi isyarat tentang apa yang terjadi selanjutnya. Ada burung tertentu yang kicauannya menandakan akan segera
datang musim hujan.
Dalam injil hari ini ada orang-orang Yahudi datang kepada Yesus untuk meminta tanda. Permintaan akan tanda sebenarnya merupakan permintaan akan sebuah dasar untuk percaya. Meminta sebuah tanda kepada Yesus berarti menanyakan kepada Yesus apa yang bisa dijadikan dasar untuk percaya kepadaNya.
Biasanya yang diminta sebagai tanda adalah perbuatan–perbuatan besar yang menunjukkan kuasa seseorang. Musa telah menunjukkan tanda besar di Mesir dan di padang gurun. Elia menunjukkan tanda kuasanya di puncak gunung Karmel ketika ia mengalahkan nabi-nabi Baal. Perbuatan besar itu menjadi dasar untuk mempercayai orang tersebut.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, Angkatan Yang Jahat
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 15 Oktober 2023, Perjamuan Kawin Telah tersedia
Orang–orang Farisi dan ahli Taurat menuntut tanda-tanda dan mukjizat untuk memuaskan keingintahuan mereka. Mereka hanya ingin menyaksikan keajaiban dan mengaguminya semata, tanpa kemauan dan kesungguhan untuk mengakui, percaya dan berserah diri kepada karya Ilahi.
Mereka tidak pernah membuka mata hati mereka sehingga mukjizat sebesar apapun tidak membuat mereka bertobat. Oleh karena itu, Yesus membandingkan mereka dengan penduduk Niniwe.
Orang-orang Niniwe yang begitu jahat saja dapat dengan mudah mengakui kesalahan mereka dan berbalik kepada Allah saat mendengarkan seruan Yunus; sedangkan orang-orang Farisi dan ahli Taurat ini tidak.
Mereka adalah orang-orang yang diperbudak oleh kesombongan rohani, merasa paling benar, merasa menjadi orang-orang pilihan dan merasa lebih suci dari orang
lain. Sikap orang-orang Farisi dan Ahli Taurat merupakan gambaran kehidupan kita.
Kita sering kali tidak mampu menangkap tanda rahmat Tuhan yang kita terima dalam setiap detik kehidupan kita. Bila kita bangun dari tidur, kita menyadari diri masih boleh bernafas tanda hidup.
Saat kita sedang menikmati hidangan, kita menyadari semuanya sebagai tanda kebaikan dan perhatianTuhan kepada kita, bahwa Ia masih memberi rejeki.
Sapaan dan senyuman seorang teman, dapat menyadarkan kita bahwa masih ada damai Tuhan di antara kita. Ada rahmat yang tersembunyi dalam setiap peristiwa hidup kita baik di saat mengalami kegembiraan maupun pada saat kita mengalami penderitaan.
Di sana ada rahmat dan kasih Tuhan yang luar biasa. Kita hanya perlu membina kepekaan suara hati agar mampu membaca tanda-tanda kehadiran Tuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.