Opini
Opini Yoss Gerard Lema: Melukis Johny dan Nono di Puncak ‘Kemarau Kepemimpinan’
Bahkan pesona binatang purba Komodo tidak mampu menelan kemiskinan rakyat. Komodo, kuat, tangkas, tangguh.
“Manusia berinteraksi dengan digital. Siapa saja bisa belajar apa saja lewat hand phone,” pesan Rhenal Kasali.
Jadi dalam pemilu 2024, siapapun yang dipilih jadi wakil rakyat atau dipilih menjadi bupati, wali kota dan gubernur hendaklah bukan seorang koruptor. Ingat pesan Mahmud MD, jangan biarkan urat nadi daerahmu terganggu. Aliran darah tersumbat. Dan hancurlah daerahmu. Ingat pula pesanHakim Artijo. Korupsi seperti kanker. Akan membuat kondisi daerahmu selalu tidak sehat. Mengerikan…!!!
Baca juga: Unwira Kupang Undang Nono Beri Motivasi Mahasiswa
Johny dan Nono
Tahun 2024 adalah tahun berpesta. Pesta demokrasi. Dimulai dari Pileg yang berlangsung tanggal 14 Pebruari 2024.
Ini tanggal keramat. HARI KASIH SAYANG. Maknanya dalam. Tempat pemungutan suara (TPS) pasti didandan dengan aneka bunga. Bunga mekar. Cinta mengeluarkan nafasnya. Rasanya coklat. Stroberry. Petugas di TPS dan warga saling rangkul, peluk cium, lama sekali. Tapi tak boleh saling cium bibir.
Pesta. Berdemokrasilah dengan gembira. Tidak ada lawan politik. Yang ada cuma beda pilihan. Pilih pakai hati. Atau pilih pakai uang. Masing-masing punya pertimbangan sendiri. Dan rakyat NTT sudah cerdas. Tidak mau dibayar dengan uang. Yang mau dibayar dengan uang biasanya IQ-nya jongkok. Sebab 2024 adalah momentum.
Momentum NTT akan lebih baik dari kemarin. Ekonominya akan melompat. Karena rakyatnya cerdas memilih wakil-wakil terbaik. Bukan anak ingusan didrop dari luar yang tidak tahu ‘rasa ingus’ para jelata miskin di desa-desa.
Begitu juga ketika memilih bupati, wali kota, gubernur dan presiden. Bagi saya ini juga momentum terhebat dan terdahsyat. Sudah waktunya rakyat NTT ambil sikap. Sebab saat ini, daerah ini, Flobamora tercinta sedang berada dalam massa ‘kemarau kepemimpinan’. Susah sekali mencari pemimpin seperti yang diinginkan rakyat. Pemimpin rendah hati yang tidak kompromi pada korupsi. Renungkan ini. Berdoalah untuk ini.
Baca juga: Utang Pemprov NTT Tembus Rp 1 Triliun, Ana Kolin Tegaskan Tidak Perlu Ada Staf Khusus Gubernur
Lalu, siapa yang mesti dipilih? Tentu tidak mungkin kita pilih Jokowi atau Ahok. Namun wajib bagi kita untuk tahu kinerja keduanya. Mereka adalah pribadi yang tanggap pada penderitaan rakyat, berani dan cerdas. Saripati dari keduanya ada pada dua bocah NTT yang sempat mencengankan Indonesia dan dunia.
Kita mulai dari bocah bernama Yohanes Ande Kala Marsal, dipanggil Johny.Dia pemanjat tiang bendera, menyelamatkan Bendera Merah Putih saat upacara 17 Agustus 2018 di Belu. Johny dengan penuh percaya diri menjawab kegelisahan seluruh peserta upacara. Indonesia kaget, Presiden Jokowi lebih kaget lagi.
Bocah satunya lagi adalah Cesar Hendrik Meo Tnunay disapa Nono. Inilah bocah jenius dari Kabupaten Kupang. Jago matematika, juara satu tingkat dunia. Nono mengagetkan dunia dan Indonesia. Nono dan Johny sama-sama laki-laki pemberani. Berani ambil keputusan. Berani eksekusi, ketika semua orang bingung, ragu dan diam. Ini yang dibutuhkan pemimpin masa kini. Peduli pada keadaan, pada penderitaan orang miskin.
Maka bercerminlah pada Johny dan Nono. Lalu lihat sosok Jokowi dan Ahok. Hidup keduanya semata-mata demi kesejahteraan rakyat. Mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat. Massa siiih kita tidak punya calon anggota legislative dan calon pejabat birokrasi yang punya komitmen pada penderitaan rakyat?
Mudah-mudahan cerita Jokowi, Ahok, Johny dan Nono bisa membawa Anda memilih para pemimpin daerah dengan baik dan tepat. Sebab besok NTT harus lebih baik dari hari ini.Jangan pilih koruptor. Maka bunga-bunga soerga pun menyanyi untuk Anda. Semoga…!!! (Penulis adalah Novelis, tinggal di Kota Kupang)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.