Opini

Opini Yoss Gerard Lema: Melukis Johny dan Nono di Puncak ‘Kemarau Kepemimpinan’

Bahkan pesona binatang purba Komodo tidak mampu menelan kemiskinan rakyat. Komodo, kuat, tangkas, tangguh.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Yoss Gerard Lema 

Adakah orang NTT yang anti korupsi? Seharusnya semua orang di bumi Flobamora ini anti korupsi. Apalagi para pejabatnya.Pejabat besar, sedang, juga kecil. Pengusaha juga sama. Wajib anti kotupsi. LSM, pun sama. Lembaga hukum juga sama. Pasti banyak yang ketawa membaca pernyataan ini. Tapi itulah syarat mutlak agar  NTT bias keluar dari jerat kemiskinan. Kalau tidak, yaaa sama saja…sami mawon.

Bung Hatta,  Wakil Presiden pertama Indonesia pernah berkata:  Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur  itu sulit diperbaiki. Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran.

Baca juga: Opini Valerius P Guru: Ama Kalake, Pesan LBP dan “Garam” di NTT

Sangking jujur Bung Hatta dinobatkan sebagai tokoh anti korupsi. Kemudian didirikanlah Bung Hatta Anti Korupsi Award. Salah satu pemenangnya,  Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Ahok dinilai sebagai tokoh yang jujur. Antara kata  dan perbuatan sama. Karena itu tidak banyak orang yang menerima penghargaan ini.

Saat  menerima penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award 2013, Sang mantan Gubernur DKI Jakarta  ini berkata, “Banyak orang pesimis, karena rakyat berpikir pejabat pasti korup.Kalau semua masyarakat beranggapan pejabat pasti korup, negara ini mau dibawa kemana?. Padahal masih banyak pejabat yang bersih,” tegas Ahok dalam pidato kemenangan.

Mas Ahmad Santosa, salahsatu Dewan Juri mengatakan, “Ahok selalu konsisten dalam melawan korupsi,” tegasnya di hadapan media. Juri-juri yang lain juga berpendapat sama.

Konsisten memerangi korupsi tidak semua pejabat mampu melakukan. Ketika hadir dalam acara Mata Najwa, Ahok bicara terus terang. Dia bersyukur mendapat penghargaan ini. Kenapa?  “Ini adalah bukti bahwa masih ada banyak pejabat di Indonesia yang jujur. Sekarang saya menjadi contoh pejabat yang tidak korupsi,” ucap Ahok sambil tersenyum.

Baca juga: Opini- Sampai Kapan Badai PMI Ilegal Berakhir di Tanah Flobamorata

Tentang korupsi di Indonesia yang sangat mengerikan ini Hakim Artijo Alkostar dalam acará Mata Najwa menyebut korupsi adalah kejahatan extra ordinary. Korupsi itu seperti kanker.  Korupsi bikin tubuh Negara tidak pernah sehat. Hukuman yang paling tepat adalah mati. “Saya mau koruptor dihukum mati saja,” tegas Artijo almarhum beberapa tahun lalu.

Wacana hukuman mati juga disampaikan Mahmud MD. Menurutnya, korupsi merusak nadi, aliran darah sebuah bangsa jadi terganggu. Katanya, Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 tentang tindakan pémberantasan korupsi. Kemudian diperbaruhi menjadi Undang-Undang No.30 tahun 2002 tentang KPK. Pasal 1 ayat 2 menyatakan dalam keadaan tertentu hukuman mati bisa dijatuhkan. Penjelasannya, keadaan tertentu seperti bencana alam, dalam keadaan krisis dan pengulangan.

“Saya setuju hukuman mati bagi koruptor,” tegas Mahmud MD dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Opini Emanuel Dewata Oja: Peringatan Kecil Bagi Penjabat Gubernur NTT

Siapa Yang Dipilih

Bila Ahok tidak korupsi, Bung Hatta tidak korupsi, Jokowi juga tidak korupsi, massa siiih pejabat di NTT tidak bias menjadi tokoh anti korupsi? Ingat, tidak korupsi khan  tidak mengorbankan nyawa. Beda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia tempo doeloe. Nyawa pun dikorbankan. Sehingga bila ingin uang rakyat NTT tidak dikorupsi oleh rombongan pejabat korup, maka belajarlah dari BungH atta, Ahok, Jokowi,dll. Rekam jejak mereka memancarkan cahaya kemilau. Nama mereka melahirkan inspirasi kebaikan bagi bangsa dan negara.

Karena itu, nanti saat memilih wakil rakyat, baik DPRD maupun DPR RI mesti pelajari rekam jejak orang yang akan dipilih. Begitu juga saat memilihBupati, Wali Kota, Gubernur, bahkanPresiden, pelajari rekam jejaknya. Tidak boleh sembarang pilih. Jangan pilih karena dibayar. Cerita konyol seperti itu mesti dihentikan. Sebab sesungguhnya rakyat jelata NTT juga berhak hidup bahagia dan sejahterah.

Di titik ini perhatikan kinerja Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo dua periode. Rakyat Solo berbahagia karena telah memilih pemimpin yang tepat. Jokowi tidak korupsi. Semua kerjanya untuk rakyat. Begitu juga saat menjadi Gubernur DKI Jakarta bersama Ahok, keduanya tidak korupsi. Rakyat senang dan mendukung keduanya. Fondasi ekonomi rakyat ditata di ibu kota negara.

Baca juga: Opini Andre W Koreh: Fenomena Kegagalan Bangunan dan Potensi Kriminalisasi

Lalu ketika menjadi Presiden Indonesia dua periode. Lihatlah kemajuan negeri ini  di berbagai lini. Dia bangun infrastruktur, pertambangan, perdagangan, pertanian, kelautan, kehutanan, bangun tol darat, tol laut, tol udara, dll. Khusus untuk tol udara, ini menyangkut peradaban masa depan manusia. Peradaban era anak cucu. Era internet. Era digital. Dulu yang miskin pasti buta huruf. Tapi sekarang, yang miskin pasti buta iptek dan buta huruf.

Prof. Rhenald Kasali mengingatkan semua orang agar secara bijak merubah maindset. Yang  tidak berubah pasti punah.Sebab yang bersaing dengan manusia adalah kecerdasan buatan. Kapasitasnya dibuat jauh lebih besar dari kemampuan otak manusia.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved