Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 11 Oktober 2023, Berdoa Doa Bapa Kami yang Diajarkan oleh Yesus

Doa Bapa Kami bukan sesuatu yang kita katakan secara otomatis atau sambil lalu.

Editor: Edi Hayong
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Berdoa Doa Bapa Kami yang Diajarkan oleh Yesus. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Berdoa Doa Bapa Kami yang Diajarkan oleh Yesus.

Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXVII merujuk pada Yunus 4; 1-11 Mazmur 86: 3-4.5-6.9-10 dan Injil : Lukas 11: 1-4

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Dalam Injil Lukas, tercatat bahwa para murid bertanya kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa.” Lalu Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami. Di sepanjang zaman, bahkan di zaman kita, kita masih dapat datang kepada Yesus dan bertanya kepadaNya pertanyaan yang sama.

Ketika mengambil rupa manusia, Yesus berdoa. Injil mencatat, bahwa Ia berdoa pagi-pagi benar dan ketika larut malam, bahkan semalam-malaman. Ia berdoa sebelum membuat keputusan, seperti ketika akan memilih para rasulNya. Ia berdoa sebelum melakukan karya penyembuhan dan pengampunan dosa.

Ia berdoa di waktu suka dan duka, di waktu sengsara-Nya. Ia berdoa dengan berlutut dan wajah-Nya tertunduk ke tanah. Ia mendoakan doa-doa ucapan syukur, pujian dan permohonan. Yesus adalah teladan bagi kita untuk berdoa, dan bagaimana berdoa sebagai anak Allah.

Menarik bahwa di Injil Matius, Doa Bapa Kami ditulis di bagian akhir Khotbah di Bukit. Khotbah dimulai dengan memberikan Delapan Sabda Bahagia, yang memberi gambaran apakah artinya menjadi seorang Kristiani, dan bagaimana kita harus hidup sebagai anak Allah.

Maka pantaslah bahwa Ia mengajarkan kita berdoa—sebab doa adalah bahasa tentang hubungan kita dengan Allah Bapa. Doa Bapa Kami sering disebut doa yang sempurna dan ringkasan seluruh Injil. Di satu sisi, doa ini memberikan kepada kita “spiritualitas” Kristus pada saat kita berdoa.

Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita berdoa seperti Yesus berdoa— yaitu sebagai seorang anak Allah, dengan kasih dan keyakinan; dengan kehendak untuk taat dan melayani kehendak Allah Bapa. Betapa indahnya, jika kita merenungkan bahwa kata-kata yang kita daraskan saat ini, dahulu pun pernah diucapkan dari mulut Tuhan kita, meskipun tentu Ia berdoa dalam bahasa-Nya sendiri.

Yesus memberikan kepada kita perkataan doa-Nya sendiri—tapi lebih daripada itu, Ia memberikan kepada kita karunia kedalaman doa-Nya kepada Allah Bapa. Kita berdiri di sampingNya sebagai saudarasaudara-Nya, dengan mengambil bagian dalam doa pribadi-Nya, yaitu penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa. Kita perlu mengingat hal ini ketika kita berdoa.

Doa Bapa Kami bukan sesuatu yang kita katakan secara otomatis atau sambil lalu. Yesus mengundang kita untuk masuk dalam doa-Nya sendiri. Kita perlu memiliki sudut pandang-Nya, untuk menaikkan pandangan mata kita kepada Bapa, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus.

Dikatakan di awal, “Bapa Kami.” Meskipun doa kita bersifat pribadi, Yesus menghendaki agar kita tahu bahwa kita tidak pernah sendiri ketika kita berdoa. Allah bukan Bapa-ku, [tetapi] Ia adalah Bapa kami. Sebab doa kita tidak pernah adalah doa dalam kesendirian. Kita bersama Yesus, tetapi kita tidak mengikutiNya sendirian.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 11 Oktober 2023, Tiga Cara Mendapatkan Hidup untuk Menang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 10 Oktober 2023, Tiga Cara Mengatasi Kecemasan dan Kekhawatiran

Kita percaya dalam kebersamaan dengan orangorang lain yang juga percaya. Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita membawa kepadaNya bukan hanya kebutuhan dan harapan kita, tetapi juga kebutuhan dan harapan para saudara-saudari kita. Kita berdoa tak hanya untuk mereka yang Katolik atau Kristen. Ketika kita berdoa, kita berdoa sebagai wakil keluarga seluruh umat manusia.

Maka “kami” dalam doa ini mencakup bahkan mereka yang masih jauh dari Allah. Kita berdoa dengan kasih yang dimiliki oleh Yesus untuk setiap orang, yang
kepadanya Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Kita berdoa, terjadilah kehendak-Nya—dan kita tahu bahwa Allah menghendaki agar semua
orang diselamatkan dan mengenali belas kasihan dan cinta kasih-Nya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved