Breaking News

Konflik Israel Hamas

Lebih dari 123.000 Orang Mengungsi di Jalur Gaza di Tengah Konflik Israel dan Hamas

Hingga Minggu malam, serangan udara Israel telah menghancurkan 159 unit rumah di Gaza dan merusak parah 1.210 lainnya, menurut laporan

|
Editor: Agustinus Sape
AFP
Evakuasi warga Palestina setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin 9 Oktober 2023. Lebih dari 23.000 warga mengungsi. 

Beberapa pihak menyatakan keberatan yang mendalam dan mengatakan bahwa operasi Pasukan Khusus forensik yang ditargetkan akan jauh lebih baik.

Yang membuat serangan darat penuh menjadi lebih problematis kali ini adalah banyaknya sandera di Gaza. Selalu ada bahaya terluka atau terbunuh jika terjebak dalam pertempuran.

Operasi Pasukan Khusus untuk menyelamatkan mereka mungkin dilakukan, meskipun merupakan tugas yang menantang karena kemungkinan besar mereka ditempatkan di lokasi yang berbeda termasuk, mungkin, di rumah sakit.

Iklim politik dan sosial yang tegang di Israel, dengan emosi yang memuncak, akan membantu membentuk sifat dan cakupan misi militer.

Serangan pada tahun 2014 pada akhirnya dibatasi berdasarkan saran dari militer dan badan intelijen yang memperingatkan akan meningkatnya korban sipil di tengah pasukan yang terjebak dalam pertempuran yang memakan waktu berbulan-bulan.

Netanyahu, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri, mengesampingkan tuntutan kelompok garis keras di kabinetnya, termasuk Avigdor Lieberman, Menteri Luar Negeri, untuk menduduki kembali Gaza, membalikkan penarikan diri pada tahun 2005.

Pemerintahan koalisi saat ini lebih berhaluan sayap kanan dan kemungkinan akan ada dorongan yang lebih besar untuk melakukan perang habis-habisan, demikian argumen tersebut.

Namun Netanyahu, di masa lalu, menunjukkan keengganan terhadap langkah militer terbuka seperti itu dan, dengan dukungan hierarki keamanan, yang dikecewakan oleh menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir, pendekatan yang lebih bernuansa dan taktis mungkin akan muncul. 

Tindakan bersenjata bukanlah satu-satunya tindakan hukuman yang tersedia bagi Israel saat ini. Menteri Energi Israel Katz mengumumkan pada akhir pekan bahwa ia telah memerintahkan pemutusan aliran listrik ke Gaza. Hal ini dapat diikuti dengan pemblokiran pasokan bahan bakar dan air.

Langkah-langkah ini tidak dengan sendirinya dapat mencegah pertumpahan darah di masa depan, karena sudah terlalu banyak hal yang terjadi. Dalam kegelapan yang semakin pekat, harapan yang paling realistis adalah konflik yang terjadi tidak sepenuhnya lepas kendali.

 (newyorktimes.com/independent.co.uk)
 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
 
 
 
 

RHM/PR

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved