Berita Lembata
Kurangi Ketergantungan Beras, Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan Imbau Warga Makan Pangan Lokal
Menurut dia, langkah ini diambil untuk melepas ketergantungan warga pada beras yang harganya semakin mahal setiap secara nasional.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG,COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG,COM, Lewoleba - Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan telah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat khususnya aparatur sipil negara (ASN) untuk rutin memakan pangan lokal setiap hari.
“Setiap hari harus memakan pangan lokal, ubi, pisang, jagung, dan lain-lain,” katanya saat ditemui di Aula Ankara, Kota Lewoleba, Jumat, 29 September 2023.
Dia juga sudah mewajibkan stafnya untuk menyediakan pangan lokal saat acara-acara pemerintahan.
“Kami arahkan supaya ASN makan pangan lokal di rumahnya sehingga jangan beli beras,” tandasnya.
Baca juga: Tanggap Perubahan Iklim, Plan Tingkatkan Kapasitas Kaum Muda Lembata Lewat Pelatihan Youth Adapt
Menurut dia, langkah ini diambil untuk melepas ketergantungan warga pada beras yang harganya semakin mahal setiap secara nasional.
Matheos Tan mengatakan harga beras yang semakin mahal merupakan masalah nasional yang juga dikeluhkan masyarakat lainnya di Indonesia. Makanya, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat mulai sadar untuk mengkonsumsi pangan lokal, seperti beras merah, jagung, ubi dan pisang. Kalau masyarakat gencar mengkonsumsi pangan lokal maka sektor pertanian dan perkebunan juga semakin berkembang.
Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan supaya masyarakat mengkonsumsi pangan lokal daripada harus membeli beras yang harganya semakin mahal.
Baca juga: Forum Penyelamat Lewotana Lembata Nilai Pengelolaan Dana Covid-19 Tidak Transparan
“Kalau tidak mampu, jangan paksa untuk makan nasi (beras),” katanya, Rabu, 20 September 2023.
Matheos tidak asal ucap. Dia sudah menerapkan kebijakan pangan lokal ini di rumah jabatan bupati, kediaman dinasnya.
Matheos dan keluarganya di rumah jabatan sudah mulai menyediakan pangan lokal di meja makan.
“Biasanya kami makan pisang rebus, dan ubi goreng atau jagung yang dibuat jadi bubur. Kami makan itu semua di rumah jabatan. Kami lakukan sudah lama, sejak saya tinggal di sini,” kata mantan pejabat di Kemendagri ini.
Matheos sepakat, mengkonsumsi pangan lokal merupakan pilihan bijak di tengah kondisi harga beras yang semakin mahal. Dia menyebutnya sebagai ketahanan pangan lokal masyarakat untuk melepas ketergantungan masyarakat pada beras. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.