Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Tiga Cara Tidak Cepat Irihati atas Keberhasilan dan Pencapaian Orang Lain

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Gabriel Chanfarry Hadylaw dengan judul Tiga Cara Tidak Cepat Irihati atas Keberhasilan Orang Lain

Editor: Agustinus Sape
Youtube
Ilustrasi pemilik kebun anggur dan para pekerja upahan yang melakukan protes atas upah. Tuhan Yesus berkata, "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Gabriel Chanfarry Hadylaw, Founder of Inner Tunnel Communities through beyond Wisdom, dengan judul Tiga Cara Tidak Cepat Irihati atas Keberhasilan dan Pencapaian Orang Lain.

Pak Gabriel Chanfarry Hadylaw menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Matius 20:1-16a.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 24 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Manusia selalu ingin ada perasaan ada perlombaan dalam kehidupan. Rasa ada perlombaan membuat manusia ingin lebih dari yang lainnya.

Manusia merasa semakin menjadi pemenang jika merasa ada kelebihan yang tidak dipunyai yang lain.

Manusia tanpa sadar masuk dalam kompetisi kehidupan dan selalu ingin menjadi lebih dari yang lain.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023, Ajaibnya Jalan Kerahiman Allah


Ada tiga cara manusia dapat belajar tidak cepat iri hati atas pencapaian atau keberhasilan orang lain.

Pertama, manusia mau belajar tetap rendah hati sehingga mau mengakui kelebihan orang lain dan tidak cepat iri hati.

Manusia mau tetap belajar pada pencapaian orang lain yang melalui proses yang dapat sukses maupun gagal.

Kedua, manusia mau mengakui keberhasilan orang lain.

Manusia mau belajar intropeksi atas diri sendiri melalui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan mau mengakui orang lain dapat lebih cepat sukses.

Ketiga, manusia mau tetap belajar banyak hal. Termasuk belajar dari kegagalan dalam kehidupan.

Manusia mau terus belajar ilmu pengetahuan dan ketrampilan apa saja yang kini cepat berubah.

Manusia dapat semakin bertambah wawasan sehingga tidak mudah iri hati.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023, RancanganKu Bukanlah Rancanganmu


Tuhan ingin manusia tetap mau berpikiran positif dan mau memuji keberhasilan sesama

Tuhan Yesus berkata, "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Manusia mau terus belajar mengenali diri sendiri semakin baik dengan mau menerima kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Manusia mau tetap mengembangkan kekuatan diri sendiri dengan terus mau belajar tanpa henti.

Manusia juga mau mengakui kelemahan diri sendiri dan mau memperbaiki diri tanpa henti dengan minta masukan dengan sesama terutama dengan para ahli.

Manusia mau menerima masukan dari siapa saja sehingga semakin dapat mengapresiasi keberhasilan orang lain dan tidak cepat cemburu atau iri hati atas pencapaian atau keberhasilam orang lain.

Terimakasih Tuhan yang selalu setia meneguhkan kami dan menguatkan kami dalam kami mengembangkan kekuatan kami dan sekaligus mau belajar memperbaiki kelemahan kami.

Ajarilah kami senantiasa setia padaMu dengan kami mau belajar terus dengan sesama terutama dengan para ahli sehingga kami semakin dapat mengakui dan mau mengapresisasi pencapaian sesama kami dan kami tidak cepat cemburu dan iri hati. Amin.

Teks Lengkap Bacaan Minggu 24 September 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023. (DOK. POS-KUPANG.COM)

Bacaan Pertama : Yesaya 55:6-9

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku

Bacaan dari Kitab Yesaya:

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:2-3,8-9,17-18

Refr.: Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya.

1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

2. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

3. TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

4. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

5. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

6. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan Kedua : Filipi 1:20c-24,27a

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus, itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil : Ibr 4:12

Refr. Alleluya

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.

Bacaan Injil : Matius 20:1-16

Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Inilah Injil suci menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya.

Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar.

Katanya kepada mereka, “Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.” Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi.

Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?’ Jawab mereka, “Tidak ada orang yang mengupah kami.’Kata orang itu, ‘Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.’

Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar.

Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved