Berita Lembata
Dapur Letto Wangatoa dan Pangan Lokal di Meja Makan Penjabat Bupati Lembata
usaha pangan lokal ini tetap bertahan dan jadi motivasi semua orang untuk melestarikan pangan lokal di Lembata.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Masyarakat semakin merasakan dampak dari lonjakan harga beras di pasaran. Seruan untuk kembali ke pangan lokal pun bergema.
Mau tidak mau pangan lokal yang pernah menjadi makanan pokok, harus tersedia di meja makan untuk melepas ketergantungan masyarakat pada beras impor.
Pemilik warung makan Dapur Letto yang berada di Jalan Trans Lembata, Wangatoa, Kota Lewoleba, menyadari pentingnya mengembalikan kejayaan pangan lokal.
Warung makan yang ramai dikunjungi ini menyediakan nasi jagung (beras merah), lawar siput, ikan sembe, ikan sambal tomat, ikan kuah asam, sayur rumpu rampe, cumi-cumi, ubi dan beragam pangan lainnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan Polisikan Pemilik Akun FB Agus Nuban
Tuti Tien, pemilik Dapur Letto, menyebutkan sekarang banyak penyakit yang diderita masyarakat seperti asam urat, diabetes dan kanker disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.
Justru, menurutnya, keberagaman pangan lokal sebenarnya membuka peluang untuk mulai mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Pangan lokal sudah terbukti mengandung nutrisi seimbang yang dibutuhkan masyarakat.
“Orang lebih senang makan yang begini,” ungkap Tuti, Selasa, 12 September 2023.
Dia mengaku banyak dokter dan tenaga kesehatan yang jadi pelanggan setia di Dapur Letto.
Tuti berharap warung pangan lokal ini tetap diminati masyarakat, sekaligus jadi ikon keberagaman pangan lokal yang ada di Lembata.
Soman Labaona, salah satu pengunjung, mengapresiasi dibukanya warung yang menyediakan pangan lokal secara khusus. Dia menganggap warung makan tersebut punya ciri khas tersendiri.
“Orang luar datang itu kan juga untuk mencari kekhasan pangan lokal di Lembata. Kira-kira tempatnya di mana kalau bukan di Dapur Letto,” tandasnya.
Sebagai Pandu Budaya Lembata, Soman juga harap usaha pangan lokal ini tetap bertahan dan jadi motivasi semua orang untuk melestarikan pangan lokal di Lembata.
Soman berujar pangan lokal merupakan satu-satunya cara untuk meminimalisasi ketergantungan masyarakat pada beras impor dan juga terigu yang harganya makin mahal.
Ditemui di kantor bupati, Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan mengatakan harga beras yang semakin mahal merupakan masalah nasional yang juga dikeluhkan masyarakat lainnya di Indonesia.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan Polisikan Pemilik Akun FB Agus Nuban
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.