Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 11 September 2023, 'Teruslah berbuat baik'
Dalam keyakinan orang Yahudi, hari sabat adalah hari yang sakral, di mana orang tidak boleh bekerja. Sabat adalah hari bagi Tuhan
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Teruslah Berbuat Baik".
Dalam renungan pada Hari Minggu Biasa XXIII ini RP. John Lewar SVD merujuk pada Kolose 1: 24-2: 3, Mazmur 62: 6-7.9 dan Lukas 6: 6-11
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis RP. Jhon Lewr SVD dengan judul 'Teruslah Berbuat Baik'.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Seorang teman pernah bercerita betapa ia kecewa berat karena orang-orang yang pernah dibantunya tidak peduli dengannya saat ia membutuhkan
pertolongan. Ia pun memutuskan untuk tidak banyak membantu orang lagi.
Saya juga sering mendengar keluhan bahwa ada orang yang tidak menghargai orang lain yang telah berbuat baik kepadanya. Jika Anda mengalami hal
demikian, apakah Anda akan berhenti berbuat baik?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 September 2023, Dibawah Empat Mata
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 September 2023, Tanggung Jawab dan Kewajiban Orang Beriman
Yesus sering mengalami perlakuan yang sama seperti cerita di atas. Dia ditolak dan dibenci kendati telah melakukan kebaikan, sebagaimana yang
terjadi dalam bacaan Injil hari ini. Yesus menyembuhkan orang di rumah ibadat pada hari Sabat.
Dari awal, orang-orang yang ada di situ sudah mencaricari alasan untuk mempersalahkan Yesus. Anehnya, dasar mereka untuk mempersalahkan Yesus adalah karena Ia menyembuhkan orang yang mati salah satu tangannya pada hari sabat.
Dalam keyakinan orang Yahudi, hari sabat adalah hari yang sakral, di mana orang tidak boleh bekerja. Sabat adalah hari bagi Tuhan. Itulah alasan yang mendasari mereka untuk mempersalahkan Yesus, tetapi Yesus tetap dan terus melakukan perbuatan yang baik.
Yesus kemudian menanggapi mereka dengan bertanya, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Pertanyaan Yesus sebenarnya mau menggarisbawahi tindakan dan perbuatan baik.
Menjadi jelas bahwa yang diperbolehkan pada hari Sabat ialah berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang. Dan benar Yesus melakukan itu terhadap orang yang lumpuh tangannya. Orang itu sembuh, dia bangun dan berjalan.
Menurut Yesus, hukum apapun harus membebaskan, menghalau ketakutan dan bukan hukum yang menindas dan memperbudak orang. Aturan bukanlah
penghalang bagi seseorang untuk berbuat kebaikan.
Pertanyaan Yesus ini juga diajukan kepada kita dengan bahasa yang berbeda: Apakah karena aturan, kita lalu berhenti berbuat baik? Apakah karena ada penolakan dan kurang diapresiasi, kita lalu tidak mau lagi berbuat baik? Yesus memberikan teladan bahwa walaupun orang marah dan mempersalahkan perbuatan baik yang dilakukanNya, Ia terus berbuat kebaikan.
Berbuat kebaikan adalah identitas orang Katolik, sebab Yesus mengajarkan dan meneladankan demikian. Oleh karena itu, ketika kita berhenti dan tidak
mau lagi berbuat kebaikan, kita sesungguhnya telah kehilangan jati diri kita sebagai pengikut Yesus.
Contemplasi:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.