Kawin Tangkap di Sumba

Ini Pengakuan Pelaku Kawin Tangkap di Waimangura Sumba Barat Daya NTT yang Viral

Kapolres Sumba Barat Daya AKBP Sigit Harimbawan mengatakan para terduga pelaku ditangkap di Kampung Erunaga Desa Wee Kura, Kecamatan Kota Tambolaka

|
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Tiga dari empat terduga pelaku kawin tangkap di Waimangura Kecamatan Wewewa Barat Sumba Barat Daya yang ditangkap polisi, Kamis (7/9/2023) siang. 

Menurutnya, korban Dinasiana sempat berteriak meminta tolong. "Namun kalah cepat dengan mobil pikap yang membawanya pergi," katanya.

Sikap Pemda SBD

Peristiwa kawin tangkap itu mendapat kecaman dari pemerintah setempat.  Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, Perlindngan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumba Barat Daya, drh. Octavina TS Samani mengecam keras tindakan kawin tangkap yang kembali terjadi.

Menurutnya tindakan kawin tangkap itu merupakan perbuatan yang merendahkan harkat dan martabat perempuan. Selain itu, kawin tangkap yang terjadi juga merupakan tindak pidana yang melanggar HAM.

Baginya perbuatan itu merupakan pemaksaan perkawinan berkedok budaya. Karena itu, pihaknya meminta aparat kepolisian Polres Sumba Barat Daya segera menangkap semua pelaku tanpa kecuali untuk dtindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

"Bila perbuatan itu dibiarkan hanya berkedok  budaya maka akan semakin meresahkan, merendahkan dan melecehkan harga dan martabat kaum perempuan," sebut drh. Octavina TS Samani.

Menurut dia,  tidak ada alasan pembenaran sedikitpun atas peristiwa tersebut, karena itu, semua pelaku harus diproses hukum untuk mempertannggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Langkah itu, lanjutnya dilakukan agar memberi efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya pada masa mendatang.

Sebagai dinas terkait, pihaknya siap mendampingi perempuan sebagai korban dan tetap memantau kasus tersebut. Ia mengaku  selama ini, pihaknya telah  melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan berharap sekali hal yang memalukan ini tidak  terjadi lagi di Sumba Barat Daya khususnya dan Sumba pada umumnya.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir Jurnal Tradisi Kawin Tangkap di Sumba, NTT: Perspektif FIlsafat Moral Emmauel Kant karya Laurensius Bembot, Donatus Sermada (2022), kawin tangkap adalah salah satu tradisi pernikahan di Sumba, khususnya di wilayah pedalaman seperti di Kodi dan Wawewa.

Masyarakat Sumba meyakini bahwa tradisi kawin tangkap merupakan bagian dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang mereka.

Namun, sejak 2020, tradisi ini menimbulkan polemik. Kementerain Pemberdayaan Perempuan dan Anak memandang, tradisi kawin tangkap merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan berkedok pada budaya.

Hal serupa juga disampaikan Komnas Perempuan yang menilai bahwa tradisi kawin tangkap merupakan bentuk kejahatan pelecehan seksual terhadap perempuan berupa pemaksaan perkawinan. (pet/ian/*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved