Berita NTT
Tim Riset BRIN Teliti Bahasa dan Budaya Lamaholot di NTT
Penelitian ini berupa makalah seminar internasional dan artikel publikasi pada jurnal internasional bereputasi.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tim riset dari Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan peneliti dari Universitas Citra Bangsa atau UCB Kupang meneliti bahasa dan budaya Lamaholot di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tim riset ini dikoordinatori oleh I Made Sudiana, dengan anggota tim Ni Luh Komang Candrawati, I Wayan Tama, I Wayan Sudiartha, Ida Ayu Putu Aridawati, Aditya Wardhani, dan Lanny Isabela Dwisyahri Koroh.
Berdasarkan rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Senin, 04/09/2023, riset kolaborasi berjudul “Penyepasangan Bentuk Lingual Bahasa Lamaholot di NTT sebagai Penyumbang Penguatan Karakter Keindonesiaan” ini meneliti bentuk lingual penyepasangan yang dituturkan dalam tarian Sole Oha di Kabupaten Fores Timur dan Kabupaten Lembata.
Pengambilan data lapangan penelitian ini berlaangsung tanggal 25 Agustus sampai dengan 7 September 2023.
Baca juga: Pilih Jadi Caleg di NTT Setelah Pensiun, Ini Profil Eks Wakapolda Brigjen Purn Heri Sulistianto
Koordinator tim riset, I Made Sudiana mengatakan, bahasa Lamaholot yang dituturkan di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata memiliki bentuk penyepasangan atau paralelisme berupa pengulangan semantis.
"Bentuk lingual penyepasangan ini merupakan ragam tinggi yang sarat makna dan nilai," katanya.
Dikatakan, fenomena ini sangat menarik untuk diteliti dalam usaha penguatan karakter pada guyup budaya Lamaholot. Penguatan karakter kelamaholotan dapat berkontribusi bagi penguatan karakter keindonesiaan dalam bingkai pilar kebangsaan.
Menurut Lanny Isabela Dwisyahri Koroh, Sole Oha adalah tarian adat masyarakat Lamaholot, NTT yang mencirikan kekuatan kesatuan yang erat.
"Simbol kesatuan ini ditunjukkan dalam gerak tari penari yang saling menyatukan eratan tangan antarpenari. Ditambahkan pula tarian ini juga menjelaskan kuatnya tali persaudaraan antarmasyarakat Lamaholot yang tersebar di beberapa pulau," kata Lanny.
"Tarian ini berisi tuturan dalam bahasa Lamaholot yang sarat dengan nasihat. Walau tarian ini mulai ditinggalkan anak cucu generasi muda Lamaholot, belakangan ada upaya dari generasi tua yang perlahan kembali merangsang generasi muda untuk kembali mencintai tarian Sole Oha ini," lanjut dia.
Dijelaskan, pengambilan data lapangan ini dibagi menjadi dua. Kelompok pertama terdiri dari lima orang peneliti, mengambil data di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, sedangkan kelompok kedua terdiri dari dua orang peneliti mengambil data diaspora etnik Lamaholot di Bali.
Baca juga: HUT ke-39, Direktur UT Kupang Harap Lebih Banyak Masyarakat NTT Pilih UT
Beberapa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yakni pertama, ciri bentuk lingual penyepasangan dalam bahasa Lamaholot, kedua, fungsi dan makna bentuk lingual penyepasangan dalam bahasa Lamaholot, ketiga, nilai-nilai yang tersirat di dalam bentuk lingual penyepasangan dalam bahasa Lamaholot sebagai penyumbang penguatan karakter keindonesiaan, dan keempat, perilaku hidup masyarakat sebagai representasi dari pemahaman tentang makna dan nilai yang tersirat di dalam bentuk lingual penyepasangan dalam bahasa Lamaholot.
Sumber data penelitian ini adalah penutur pada upacara tradisi, pelatun nyanyian pengiring tarian massal Sole Oha, dan pembicara pada pertemuan-pertemuan yang bersifat profan.
Data penelitian ini berupa tuturan dan nyanyian yang dipilah bentuk lingual penyepasangannya dan ditranskripsikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.