Berita Alor

Bupati Alor Resmikan Mezbah dan Kukuhkan Lembaga Adat Rumpun Akham 

penanda bahwa pemerintah ditopang oleh kekuatan adatiah, dua kecamatan ini dapat berjalan dalam restu arwah dan leluhur

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ELSE NAGO
PENGUKUHAN - Bupati Alor, Drs. Amon Djobo, M.A.P, meresmikan mezbah sekaligus mengukuhkan 20 anggota lembaga adat rumpun akham yang berasal dari dua kecamatan yakni Alor Barat Daya dan Abad Selatan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG COM, Else Nago 

POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Bupati Alor, Drs. Amon Djobo, M.A.P., meresmikan mezbah sekaligus mengukuhkan 20 anggota lembaga adat rumpun akham yang berasal dari dua kecamatan yakni Alor Barat Daya dan Abad Selatan, Kabupaten Alor, Senin 4 September 2023.

Camat Alor Barat Daya, Yapi Nikodas Hinglir, S.P mengucapkan terima kasih kepada Bupati, lembaga adat, masyarakat serta semua pihak yang telah membantu sejak prosesi adat hingga pengukuhan lembaga adat.

"Terima kasih bapak Bupati, disela-sela kesibukan telah bersama kami masyarakat Alor Barat Daya dan Abad Selatan, dalam tugas pemerintahan, melayani masyarakat untuk memberikan penguatan dan motivasi kepada kami. Saya mengucapkan terima kasih, proficiat, penghormatan, dan penghargaan kepada seluruh orang tua yang di masa senja masih memberi diri, pikiran, dan tenaga untuk memberikan topangan terhadap kerja-kerja pemerintah di wilayah Kabupaten Alor untuk mensukseskan Alor Sehat, Alor Kenyang dan Alor Pintar. Terima kasih untuk seluruh proses yang telah kita lewati bersama mulai dari pengantaran nekara asli dengan prosesi adat, proses pembangunan mezbah, kubran dan kegiatan hari ini," ujarnya.

Lebih lanjut Yapi mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan sokongan yang kuat.

Baca juga: Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru Untrib, Dandim Alor Bawakan Materi Kesadaran Bela Negara

Menurutnya mezbah yang didirikan di halaman kantor Camat Alor Barat Daya, Moru sebagai simbol adat, penanda bahwa pemerintah ditopang oleh kekuatan adatiah, dua kecamatan ini dapat berjalan dalam restu arwah dan leluhur.

"Saya berharap lembaga sakral yang sudah dibentuk ini menjadi organisasi yang solid dan mengemban misi untuk membangun orang Alor Barat Daya dan Abad Selatan yang solid. Kami juga mohon izin kepada Bupati dan Kadis PMD agar lembaga ini diberikan kelonggaran menggunakan dana APBDes untuk pembiayaan operasional organisasi di tahun 2024. Sehingga kerja, dan koordinasi lewat lembaga adat ini tidak hanya melestarikan adat, tetapi punya ruh dan kekuatan membangun wilayah ini," ungkapnya.

Senada dengan itu, Bupati Amon juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak serta menyampaikan bahwa adat, pemerintah dan agama merupakan tiga tungku yang tak terpisahkan.

"Adat, pemerintah, dan agama harus berjalan seimbang, tidak bisa salah satunya duluan, atau satu di belakang. Tiga hal ini ibarat tungku yang semua manusia Alor meletakan perutnya di dalam, kenyang, pintar dan sehat. Maka lembaga adat yang terbentuk ini satu hal yang luar biasa, memberikan nilai adatiah yang baik untuk generasi yang akan datang belajar dari kearifan, kebajikan, kebijakan, hal-hal baik untuk dilanjutkan sampai hari Maranatha tiba," jelasnya.

Ia juga menuturkan pengalamannya bahwa adat menjadi salah satu faktor kemiskinan.

"Awalnya lembaga ada ini gagasannya dari saya, sebelum ada lembaga adat Kabupaten. Karena begini ketika saya camat sekian puluhan tahun lalu di Maritaing, adat ini tidak jelas, masing-masing baptis diri sendiri. Moko tidak jelas, yang orang pergi las karbit di bengkel situ pakai drum sper baru kasih baptis jadi moko bunga kemiri, dan macam-macam, dan harganya 500 kali lipat, saya bilang bisa mati kalau adat model begini. Saya bilang tidak bisa, kamu harus sederhanakan ini belis, sederhanakan adat ini. Harus ada satu rumpun adat yang menangani kalau tidak ada, satu dan lainnya akan bikin lebih dari kemampuan orang," tuturnya.

Bupati dua periode ini juga menyampaikan bahwa Kabupaten Alor menjadi contoh penggerak dalam hal penyederhanaan belis.

Baca juga: Gegara HP, Siswa SMA di Alor Barat Daya Menghilang dari Rumah

"Syukur bapak mama sekarang ini mulai ada hak asasi nilai-nilai adat. Alor menjadi contoh bagi kabupaten lain. Yang membuat kemiskinan di masyarakat salah satunya adalah adat. Perempuan diperalat dengan adat yang tinggi akhirnya dia jadi bujang sampai dengan tidak menikah, tidak kawin," katanya.

Ia berharap dengan dikukuhkan lembaga adat ini menjadi harapan untuk menumbuhkan nilai adat yang baik.

"Hari ini adalah sejarah yang tidak bisa kita lupakan, karena kita terpaut di dalamnya dan ini satu titik di mana adat, pemerintahan dan agama kita letakan pada satu titik. Kita ini punya harga diri dan kepercayaan diri kita bersatu padu kita punya harapan harus tumbuhkan adat ini secara baik sehingga semua orang harus belajar hal-hal baik untuk generasi yang akan datang," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved