Pilpres 2024

Partai Demokrat di Antara Dua Pilihan: Kalau Bukan Prabowo Berarti Ganjar Pranowo

Saat ini Partai Demokrat berada di antara dua pilihan yang berbeda terhadap kandidat presiden yang akan maju dan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
DUA PILIHAN – Partai Demokrat kini dihadapkan pada dua pilihan yakni antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Namun hingga kini baik Ketua Majelis Tinggi maupun Ketua Umum Partai Demokrat belum mengambil keputusan soal itu. 

POS-KUPANG.COM – Saat ini Partai Demokrat berada di antara dua pilihan yang berbeda terhadap kandidat presiden yang akan maju dan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang. Dua pilihan tersebut, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Baik Prabowo maupun Ganjar Pranowo sama-sama telah mengajak Partai Demokrat untuk bergabung dalam menghadapi Pilpres 2024 nanti. Ajakan itu disampaikan jauh sebelum Anies Baswedan mengambil keputusan yang merugikan Partai Demokrat.

Hal tersebut diungkapkan Susilo Bambang Yudhoyono, ayahanda Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat, sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari Kompas TV, Sabtu 2 September 2023.

Dalam pernyataannya di video viral tersebut, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menyebutkan bahwa PDIP melalui Puan Maharani, telah mengajak AHY untuk bergabung dengan Partai Banteng Moncong Putih tersebut.

Bahkan kandidat presiden, Ganjar Pranowo, kata SBY, telah menyampaikan juga kepadanya perihal ajakan untuk bergabung dalam rangka menghadapi Pilpres 2024 mendatang.

Hal yang sama, ungkap SBY, juga dilakukan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden yang akan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju untuk maju pada Pilpres 2024 nanti.

Prabowo Subianto, katanya, bahkan datang dan menemuinya di Cikeas. Kedatangan Prabowo itu memperlihatkan tata krama dan sopan santun dalam berpolitik. Apalagi dirinya juga sebagai orang tua, pernah berkontestasi dalam pilpres dan menjadi Presiden ke-6 RI.

Baca juga: Cak Imin Mendadak Menghilang Usai Disebut Jadi Cawapres Anies Baswedan

Sebagai kandidat kepala negara, kata SBY, setiap figur hendaknya memperlihatkan sikap yang baik dalam berpolitik. Bahkan hal tersebut yang harus selalu diutamakan.

SBY juga menyinggung soal prahara yang sebelumnya menimpa Partai Demokrat, yakni kudeta yang dilakukan Moeldoko, Kepala Staf Presiden (KSP) atas jabatan Ketua Umum Partai Demokrat yang sedang diemban Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Dalam kasus tersebut, katanya, Partai Demokrat lagi-lagi sebagai yang terdampak. Apalagi upaya sabotase tersebut terus berproses hingga ke MK.

Baru selesai kasus tersebut, kata SBY, kini Partai Demokrat dihantam lagi dengan masalah baru. Masalah tersebut malah dilakukan oleh kandidat presiden yang telah dideklarasikan untuk diusung pada Pilpres 2024 mendatang.

Sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, ungkap SBY, pihaknya sungguh tidak menyangka akan hal tersebut. Karena selama ini, komunikasi yang terbangun dan yang terjalin dengan Anies Baswedan, senantiasa baik.

Bahkan sebelum ada keputusan Anies memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden, ungkap SBY, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut telah datang menemuinya di Cikeas.

Selama pertemuan berlangsung, katanya, tak ada hal yang terbersit kalau Anies Baswedan akan menentukan pilihannya dengan memilih Muhaimin Iskandar sebagai figur yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024.

Karena itu, katanya, saat kabar itu datang menerpa, pihaknya teramat sangat kaget. Dirinya sama sekali tidak menyangka, kalau Partai Demokrat lagi-lagi diperlakukan secara buruk.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved