Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 1 September 2023, Bawalah Pelita dan Minyak dalam Buli-buli

John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 1Tesalonika 4: 1-8, dan bacaan Injil Matius 25: 1-13.

Editor: Agustinus Sape
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 1 September 2023 dengan judul Bawalah Pelita dan Minyak dalam Buli-buli. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Bawalah Pelita dan Minyak dalam Buli-buli.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 1Tesalonika 4: 1-8, dan bacaan Injil Matius 25: 1-13.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 1 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pernahkah Anda menghadiri sebuah acara amat penting membawa camera digital baru, canggih dan mini? Pasti bangga dan tampil beda.

Tetapi apa yang terjadi, ketika Anda sadar bahwa Anda lupa membawa charger batereinya sementara posisi camera saat ini lagi low low bad, padahal acara di lapangan terbuka segera dimulai.

Dan ketika terompet dan barisan kehormatan menjemput tamu agung, Anda menghidupkan camera Anda dan nyala sesaat lalu mati seterusnya. Kasihan...kasihan.

Dalam injil hari ini Yesus berbicara tentang adanya dua sikap orang yang mau menyambut kedatangan Tuhan. Dua macam sikap itu diperlihatkan oleh dua kelompok gadis, lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh.

Yang bijaksana membawa pelita dan juga persediaan minyak, sedangkan yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa persediaan minyak.

Ketika pengantin datang, kelima gadis bijaksana menyambutnya dengan pelita yang bernyala, penuh sukacita dan kebahagiaan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 31 Agustus 2023, Waspada dan Berjaga-jaga

Bagaimana nasib kelima gadis bodoh itu?

Karena pelita mulai padam, mereka pergi membeli minyak . Di saat itu pengantin datang ke ruang perjamuan.

Mereka tidak bisa masuk ruang perjamuan karena pintu sudah ditutup.

Para gadis itu bodoh bukan tidak mempunyai akal budi, tetapi tidak gunakan akal budinya, tidak siapkan diri, tidak gunakan fasilitas dengan baik, bodoh karena mereka lebih sibuk dengan maunya sendiri; dengan selera sendiri, mereka hamba kemalasan, lengah dan lalai; mereka adalah pasukan atau kelompok cari gampang, hidup tanpa perencanaan, tanpa belajar dari pengalaman dan tanpa evaluasi.

Kasihan memang. Janganlah kebodohan ini menjadi kebodohan kita sehingga peluang menyambut dan masuk dalam kebersamaan
dengan Sang Pengantin, kehidupan kita menjadi sia-sia hanya gara-gara kebodohan kita.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved