Berita Flores Timur

Pengakuan Korban yang Dianiaya Kades dan Perangkat Desa di Waibao Flores Timur

Menurut dia, jika telah berbuat salah, kepala desa seharusnya melakukan pembinaan secara wajar di kantor desa.

|
Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
KORBAN - Yohanes Koten, korban penganiayaan Kepala Desa Waibao, Heronimus Aran bersama sejumlah perangkat desa di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Yohanes Bulet Koten, warga Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur mengaku dikeroyok kepala desa, Hironimus Raga Aran dan sejumlah perangkat desa pria.

Kasus penganiayaan yang terjadi usai acara toast kenegaraan HUT RI ke-78 tahun itu sedang ditangani Polres Flores Timur, menyusul korban membuat Laporan Polisi (LP), Kamis 17 Agustus 2023.

Dihubungi wartawan, Sabtu 19 Agustus 2023, Yohanes mengaku kecewa dengan peristiwa tersebut. Ia bahkan tak menyangka bakal dianiaya di rumahnya sendiri.

Menurut dia, jika telah berbuat salah, kepala desa seharusnya melakukan pembinaan secara wajar di kantor desa.

Baca juga: Desa Waibao dan Bugalima di Flores Timur Mulai Tergenang Banjir

"Mereka langsung serang saya, orang banyak. Mereka pukul, tendang saya, termasuk kepala desa," ungkapnya.

Disentil soal pesan ancaman, Yohanes justru membantah hal tersebut. Pria kelahiran 23 Mei 1999 ini menuntut bukti dari sang kepala desa bersama para pihak yang menudingnya.

"Saya berani sumpah tidak kirim pesan begitu. Saya minta buktinya, nomor hp siapa punya. Saya tidak ancam mereka," katanya.

Baca juga: Warga Waibao Flotim Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Pangkalan TNI Angkatan Laut

Kasus penganiayaan ini memuat sejumlah motif. Bukan hanya perilaku Yohanes yang meresahkan dan arogan, namun ada dugaan sang kepala desa tersinggung karena korban kerap memancing emosinya dengan lagu berjudul 'Benga Olha'.

Lagu dengan salah satu penggalan kalimat "coba tanya kepala desa dana desa buang dimana" ini selalu diputar korban.

Yohanes mengaku gemar mendengarkan lagu tersebut. Ia tak punya maksud mengkritik, apa lagi menyinggung perasaan sang kepala desa yang disebutnya masih tetangga.

"Itu hanya lagu, siapa saja bisa buka. Di kampung sini bukan hanya saya, tapi orang-orang lain juga buka di mereka punya rumah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Waibao, Heronimus Raga Aran, tak membantah telah melakukan penganiayaan bersama tiga orang perangkat desa.

Ia menerangkan, Yohanes tak pernah berubah meski ditegur berulang kali. Sikap arogansinya semakin menjadi-jadi kendati kampungnya sedang berduka.

Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Dinobatkan Jadi Anak Tanah Waibao Tanjung Bunga

"Saya sendiri tegur sudah banyak kali. Orang meninggal depan dia punya rumah saja dia buka musik malas tahu, gas-gas motor, kita tegur tidak bisa," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved