Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 18 Agustus 2023, Perkawinan yang Tidak Terceraikan

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Perkawinan yang Tidak Terceraikan.

Editor: Agustinus Sape
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 18 Agustus 2023 dengan judul Perkawinan yang Tidak Terceraikan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Perkawinan yang Tidak Terceraikan.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Yosua 24: 1 - 13, dan bacaan Injil Matius 19: 3-12.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 18 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Seorang istri dan ibu rumah tangga sedang berada dalam siatuasi di ambang batas. Dia memiliki persoalan serius dengan suaminya.

Persoalan itu sudah merusak komunikasi di antara mereka sebagai suami istri maupun dengan anak-anak.

Suami-istri itu telah memutuskan untuk sementara pisah ranjang, dengan harapan masing-masing dapat melakukan introspeksi.

Tetapi setelah sekian lama berada dalam situasi itu, komunikasi bukannya makin membaik.

Konflik di antara mereka semakin tajam. Ibu tersebut sempat berpikiran untuk bercerai saja dengan suaminya dan berkonsentrasi membesarkan anak-anak mereka.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 18 Agustus 2023, Tetap Menyatu dengan Tuhan

Tuhan Yesus ditantang oleh orang-orang Farisi perihal perceraian antara suami-istri. Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?

Yesus menampilkan prinsip pandanganNya mengenai perkawinan.

Allah menciptakan manusia sejak semula menjadi laki-laki dan perempuan.

Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu (bdk. Kejadian 1: 27).

Jawaban Yesus sangat penting karena menjadi pedoman yang senantiasa diingat banyak pasangan suami-istri di dunia ini, ”Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Dengan pernyataan itu, Yesus menyatakan bahwa perceraian itu tidak diperbolehkan.

Martabat perkawinan begitu luhur, suci dan tak terceraikan oleh manusia atas alasan apa pun.

Sakramen Perkawinan dalam tradisi dan ajaran Gereja Katolik merupakan sesuatu yang luhur dan dikehendaki oleh Allah sendiri.

Ikatan suami-istri bukan hanya didasarkan pada kontrak sehidup semati antara pria dan wanita.

Yang menjadi istimewa adalah karena Allah sendirilah yang mengangkat persatuan manusia itu menjadi Ilahi.

Karena itu manusia yang telah berkomitmen untuk menjadi suami-istri hendaknya tetap menjadikan Allah mencusuar berjalannya bahtera keluarga mereka.

Yang memelihara kesucian perkawinan, keluarganya akan senantiasa mendapatkan berkah berlimpah dari Allah.

Sungguh pun demikian, prinsip ini belum ditaati sepenuhnya oleh manusia.

Buktinya, cukup banyak perceraian terjadi dalam keluarga-keluarga Katolik dan biasanya tidak bisa dirujuk dan berdamai lagi.

Nilai-nilai perkawinan telah bergeser dari kesatuan menjadi kecocokan, dari hidup bersama dalam suka dan duka menjadi hidup dalam kesenangan dan kenyamanan.

Jika tidak cocok cerailah. Jika tidak senang dan nyaman, mari kita berpisah.

Inilah cara hidup yang bertentangan dengan semangat yang diajarkan oleh Yesus tentang perkawinan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 18 Agustus 2023, Satu untuk Selamanya

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Perceraian seringkali terjadi karena faktor ketegaran hati masing-masing pribadi, tidak ada kerelaan untuk bersikap rendah hati dan mengalah.

Apalagi masing-masing memiliki mekanisme pembenaran diri dan saling mempersalahkan. Perkawinan bisa berujung pada perceraian.

Seberat apa pun masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarga, sesungguhnya dapat disembuhkan dengan obat PENGAMPUNAN, bukan dengan mengonsumsi pil ketegaran hati.

Kontemplasi

Perkawinan selalu menjadi topik yang tidak pernah habis, selalu menarik untuk dibahas. Ada aturan/hukum yang mengatur relasi ini, baik secara adat, sipil maupun agama.

Bagi kita pengikut Kristus, suami istri yang telah disatukan dalam Perkawinan Katolik, tidak dapat diceraikan dengan alasan apa pun juga.

Konsekuensi ini memang berat tetapi toh tidak menyurutkan minat panggilan hidup berkeluarga.

Bulan Juni sampai Oktober silih berganti adanya pemberkatan nikah pasangan-pasangan muda di mana-mana. Demam
pesta nikah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 17 Agustus 2023, Dirgahayu Negeriku, Merdeka Bangsaku

Hidup berkeluarga mengandung nilai luhur dan suci. Suami-istri dipanggil untuk menghayati kehadiran Allah sendiri dalam rumah tangga
mereka. Karenanya Allah tidak pernah menganjurkan perceraian.

Oleh sebab itu tidak ada alasan suami menceraikan istri atau istri menceraikan suami, seberat apa pun masalah mereka.

Perceraian sesungguhnya menunjukkan kerapuhan relasi suami istri.

Doa

Syukur dan terima kasih ya Yesusku, atas panggilan hidup yang Kau anugerahkan kepadaku saat ini. Semoga aku dapat menghayatinya dengan penuh syukur dan sukacita serta setia sampai akhir hayatku. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan 18 Agustus 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 18 Agustus 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 18 Agustus 2023. (Dok. POS-KUPANG.COM)

Bacaan Pertama Kitab Yosua 24:1-13

"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian"

Bacaan dari Kitab Yosua:

Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah.

Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain.

Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan.

Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak.

Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.

Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka.

Kemudian Aku membawa kalian keluar.

Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau.

Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan.

Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka.

Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir.

Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun.

Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu.

Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel.

Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian.

Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian.

Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak.

Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus.

Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu.

Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori.

Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka.

Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya.

Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”

Demikianlah sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24

P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bait pengantar Injil: 1Tes 2:13

Refr. Alleluya

Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.

Bacaan Injil Matius 19:3-12

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia.

Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?”

Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita?

Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’

Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan istrinya?”

Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan istrinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.”

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan istri, lebih baik jangan kawin.”

Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja.

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved