Viral Guru Siksa Siswa di Flores Timur
Siswa di Flores Timur Disiksa Guru Celup Tangan ke Air Panas Berakhir Damai
Kedua belah pihak sebelumnya sudah berdamai di rumah korban di Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Fendi, salah satu siswa STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur yang disiksa gurunya, Nelson, dengan air panas akhirnya berdamai secara restorative justice (RJ) di Mapolres Flores Timur, Senin 14 Agustus 2023.
Meski tangan kanan siswa kelas Xl teknik mesin STM Bina Karya Larantuka itu terluka parah akibat disiksa gurunya dengan air panas, namun keluarga enggan melanjutkan kasus itu ke ranah hukum.
Kedua belah pihak sebelumnya sudah berdamai di rumah korban di Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara. Pelaku bersedia bertanggung jawab mengobati korban hingga sembuh.
Baca juga: Polres Lembata Tangkap Lima Pelaku Bom Ikan dari Flores Timur
Di ruangan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Flores Timur, keduanya langsung menandatangani surat pernyataan damai, kemudian korban mencabut laporan polisi.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M.A La'a, mengatakan proses hukum tetap berlanjut kendati pelaku sudah mengaku bersalah.
Meski demikian, kata Lasarus, pihaknya tidak bisa menolak karena sudah kesepatakan damai yang dilakukan tanpa ada paksaan dan intervensi pihak tertentu.
"Kasus ini kami tangani sesuai prosedur yakni pemeriksaan saksi, korban, dan terduga pelaku. Kami telah mendapatkan surat pernyataan damai baik dari korban maupun pelaku, serta penarikan LP," katanya kepada wartawan.
Baca juga: Tokoh Flores Timur Ungkap Saatnya Frans Aba Hadir untuk Tanah Asalnya NTT,Terapkan Pengalaman & Ilmu
Berdasarkan kesepakatan damai itu, maka pihaknya menerapkan Restorative Justice yang sesuai dengan peraturan Kapolri.
Kasus ini berawal dari maraknya pencurian di lingkungan asrama STM Bina Karya Larantuka. Korban dan belasan murid dituding telah mencuri dan mencungkil lemari.
Nelson, oknum guru sekaligus pembina asrama, lantas membina mereka dengan cara kurang manusiawi.
Kepada wartawan, Nelson mengaku Fendi menjadi orang kedua yang mencelupkan tangan kanan ke wadah air panas hingga melepuh.
Baca juga: Suara Jurnalisme Warga di Flores Timur untuk Perubahan Iklim
"Ada 17 siswa yang celup, dan Fendi menjadi orang kedua," ungkap pelaku.
Nelson menggunakan ember sebagai wadah menampung air panas. Suhunya, jelasnya, masih panas karena baru terjeda 20 menit pasca dijerang dengan kompor.
Ia meminta maaf kepada siswa dan keluarga besarnya atas apa yang sudah ia buat. Ia juga mematuhi konsekuensi hukum yang ditempuh keluarga korban. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.