Frans Aba Calon Gubernur NTT
Tokoh Masyarakat di Ngada Frans Aba Tak Puny Utang Politik, Datang Di Waktu Yang Tepat
Frans Aba sebagai sosok yang tidak punya hutang politik tapi mempunyai punya aura, semangat, dan terutama gagasan yang berbeda tetapi tegas dan jelas
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Frans Aba kembali mendapat sambutan yang hangat saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Ngada
Dia Frans Aba yang sudah menyatakan diri siap menjadi Gubernur NTT Periode 2023-2029
mendapat sambutan hangat bahkawan toloh masyaralat menyebutnya, Frans Aba sebagai sosok yang tidak punya hutang politik tapi mempunyai punya aura, semangat, dan terutama gagasan yang berbeda tetapi tegas dan jelas
"Saya lihat Pak Frans punya aura, semangat, dan terutama gagasan yang berbeda tetapi tegas dan jelas. Tidak punya utang politik atau bukan boneka orang-orang tertentu. Kalau yang lain itu mentalnya seperti pepatah bahasa adat kami Mali nga mange nenga we'e, Mali nga boo nenga gholo yang artinya kalau lapar mulai mendekat, tapi kalau sudah kenyang akan menghilang atau mundur perlahan. Sedangkan Pak Frans itu berbeda. Pak Frans datang justru di saat kami lagi haus dan lapar akan pemimpin benar-benar peduli kepentingan kami, kepentingan orang-orang kecil." kata tokoh warga Nor Lobo di Bajawa belum lama ini
Baca juga: DPRD Flores Timur Ketuk Palu Anggarkan Tenaga Kontrak, Sekda Belum Sepakat
Sebelumnya, Frans Aba diterima secara adat dalam ritus Kago Mae di Bajawa di rumah Gotong Royong Ngadha yang berlokasi di Jalan Wakomenge, Kompleks Puskesmas Kota, Kelurahan Jawameze, Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada

Pada kesempatan itu, Frans Aba yang lulusan Magisten dan Doktor di Singapura dan Malaysia itu mempertegas gagasan politik pembangunannya, mulai dari cerita pengalamannya sebagai tokoh penting yang mengadvokasi korban Human Trafficking Nirmala Bonat, sampai kepada keprihatinannya terhadap regulasi daerah yang mengabaikan eksistensi UMKM.
"Waktu masih di Malaysia, saya pernah terlibat serius dalam usaha advokatif bagi Nirmala Bonat. Kalau waktu itu saya tidak terlibat dan membantu Paul Liyanto, bisa-bisa dia dideportasi dan Nirmala Bonat tidak bisa kita selamatkan. Tapi nama saya memang tidak terpublish karena status saya sebagai mahasiswa cukup rentan. Dulu saya hampir tiap hari ke bandara hanya untuk melihat situasi, jangan sampai ada TKI kita yang butuh bantuan."
Baca juga: Suku Tujuh Kampung di Bajawa Dukung Frans Aba Jadi Gubernur, Siap Jadi Lilin Kecil yang Memotivasi
Dalam konteks dukungan terhadap UMKM lokal Frans dengan tegas menyatakan keprihatinannya terhadap kehadiran beberapa central pembelanjaan seperti minimarket kapital yang makin menjamur.
"Kita harusnya menolak kehadiran minimarket seperti Indomaret atau Alfamart, dengan regulasi yang tepat dan jelas. Mereka ini kuasai bisnis mulai dari produksi, distribusi, sampai retail. Kalau makin banyak, ya mati usaha kios-kios masyarakat kita. Uang Kita dibawa keluar semua. Itu dari soal UMKM," jelas Frans Aba.
Dia Frans Aba juga memberikan perhatian pada sektor pertanian dan perkebunan yang dianggap belum mencapai harapan yang dibutuhkan para petani
Baca juga: Pengamat Ungkap Frans Aba Jadi Harapan Baru Pimpin NTT, Rakyat Butuh Pemimpin Idealisme Tinggi
"Lain lagi soal maksimalisasi potensi sektor pertanian terutama terkait produksi kopi yang berkualitas. Ini perlu didukung penuh oleh pemerinta, bukan hanya dari tahap awal di kebun, tapi harusnya sampai juga kepada membangun branding. Jangan sampai ada pengusaha di pusat misalnya yang bikin kedai kopi atau menjual kopi kemasan dengan nama Bajawa tapi bisa saja bukan kopi dari bajawa, pemiliknya juga bukan dari bajawa, pekerja dan keuntungannya juga bukan untuk orang Bajawa. Bahaya ini" Ungkap Frans secara tegas," jelas Frans Aba

Doa Perempuan
Seorang ini, Maria Adelheid Moi dalam pertemuan itu juga menunjukan simpatinya pada Frans Aba
Ia mengatakan hanya bisa berdoa agar cita-cita Frans Aba untuk menjadi Gubernur NTT bisa terwujud sehingga semua program dan rencananya bisa terlaksana demi kemajuan rakyat NTT
"kami ini perempuan yang hanya bisa bekerja dan berdoa. Kehadiran Pak Frans seperti doa yang terkabul. Kami akan terus doa biar bapa tetap hadir, apalagi hadir sebagai Gubernur kami." kata Maria Adelheid Moi. (*)
Artikel lain terkat Frans Aba
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.