Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 31 Juli 2023, Seumpama Biji Sesawi

Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 32: 15-24.30-34, dan bacaan Injil Matius 13: 31-35.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 31 Juli 2023 dengan judul Seumpama Biji Sesawi. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Seumpama Biji Sesawi.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 32: 15-24.30-34, dan bacaan Injil Matius 13: 31-35; Peringatan Santo Ignasius dari Loyola.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 31 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahatera untuk kita semua. Setiap pohon atau tumbuh-tumbuhan yang memilki buah pasti akan menghasilkan biji-bijian di dalamnya.

Biji-bijian itu sebagai cara bagaimana pohon atau tumbuh-tumbuhan itu bisa dapat menyebarkan dan berkembang biak.

Bijinya akan jatuh ke tanah dan tumbuh dan menghasilkan tumbuhan atau pohon yang lainnya agar mereka tetap bertahan hidup karena ada keturunan lainnya.

Dari biji itu muncul tumbuhan atau pohon lainnya. Dari satu biji yang kecil bisa tumbuh satu pohon besar atau tumbuhan lainnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 31 Juli 2023, Kerajaan Allah Tidak Mengejar Kemegahan

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita merayakan Peringatan Santo Ignasius dari Loyola. Santo Ignasius dari Loyola adalah seorang mantan ksatria Spanyol keturunan bangsawan Basque yang menjadi teolog dan imam Katolik, pendiri Ordo Serikat Yesus serta menjadi Superior Jenderal pertamanya.

Misinya pada orang kecil dan telantar termasuk memajukan dunia pendidikan untuk mengubah hidup dan dunia.

Ignasius menjalankan semuanya itu setelah dia mendapat kecelakaan dalam perang di Spanyol.

Dia memang berjuang untuk menjadi seorang perwira tentara yang hebat dan termasyhur di seluruh dunia. Itu mimpinya.

Tetapi dalam perang itu dia tertembak kena di kakinya dan dia lalu dibawa ke rumah sakit.

Hasilnya dia menjadi pincang lalu tinggal di tempat pemulihan dan setiap hari hanya bisa membaca buku santo-santa dan kitab suci.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved