Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023, Kalian Diberi Karunia

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kalian Diberi Karunia.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 27 Juli 2023 dengan judul Kalian Diberi Karunia. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kalian Diberi Karunia.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 19: 1-2.9-11.16-20b, dan bacaan Injil Matius 13: 10-17.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 27 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Karunia itu selalu datangnya dari Tuhan. Setiap kita diberi karunia dengan tingkatannya beda-beda.

Tentu pasti sesuai juga dengan kekuatan masing-masing orang menjalankan karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.

Karena setiap karunia punya konsekuensi yang harus diterima sebagai wujud dari sebuah tanggung jawab atas karunia yang diterima.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 26 Juli 2023, Banyak Nabi dan Orang Benar Ingin Lihat Apa yang Kalian Lihat

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Gunung Sinai itu menjadi simbol bagi bangsa Israel sejak perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir.

Di gunung Sinai itu banyak sekali peristiwa bersejarah bagi bangsa Israel bersama Allah.

Karena itu gunung Sinai menjadi tempat Kudus karena selalu diberkati oleh Tuhan.

Di atas gunung Sinai itulah Allah tinggal untuk berkomunikasi dengan manusia.

Seperti di dalam kisah bacaan pertama hari ini. Untuk pertama kalinya Allah turun dari takhta dan turun menjumpai umatNya.

Allah turun dengan bunyi sangkakala yang menggelar dan dalam bentuk tiang api dengan awan dan Allah menyatakan diriNya dalam kemuliaanNya dan memanggil Musa untuk berbicara dengannya muka dengan muka.

Di depan mata umat Israel itu, mereka melihat kebesaran Allah turun dari Surga dan mendengarNya berbicara empat mata dalam tiang awan itu dengan Musa.

Umat Israel mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan mereka melihat dan mendengarkan Allah secara langsung.

Apalagi Musa yang mendapat kasih karunia Allah itu. Melihat dan berbicara langsung muka dengan muka dengan Allah.

Hanya orang khusus yang diberi kasih karunia Allah dan yang mendapatkan berkat istimewa dan pada saat yang sama mereka diberi tanggung jawab semakin besar, seperti Musa yang harus membawa semua umat Israel keluar dari tanah Mesir.

Maka sebenarnya kasih karunia selalu juga berarti berkat sekaligus sebuah tanggung jawab yang harus dipikul.

Dan ini terlihat dalam sabda Yesus pada hari ini dalam Injil Matius.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023, Hati yang Terbuka Sanggup Menangkap Kehendak Tuhan

Bicara tentang kasih karuni ini Yesus katakan,  “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai akan diberi lagi, tetapi barangsiapa tidak mempunyai maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga.”

Dalam konteks ini, Yesus mau memberi penegasan kepada para muridNya juga kepada kita bahwa kasih karunia itu diberikan kepada kita sebagai sebuah berkat yang datang langsung dari Tuhan bagi semua orang yang berkenan di hadapanNya.

Dan ketika kasih karunia itu diterima, maka pada tempat yang sama satu tanggung jawab besar sudah diberikan kepada kita yang menerima kasih karunia itu.

Maka Tuhan tak akan mungkin salah memberikan kasih karunia itu kepada kita sesuai dengan tingkat kemampuan kita dalam mengemban tanggung jawab sebagai konsekuensi logis dari berkat yang kita terima.

Maka kita tak bisa menyombongkan diri karena diberi berkat begitu saja.

Berkat itu pada saat yang sama menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan kepada yang memberi berkat itu, yaitu Tuhan sendiri.

Kita mungkin bisa mengelak dari berkat tetapi kita tak bisa lepas dari tanggung jawab ketika berkat itu sudah kita terima karena tanggung jawab itu melekat langsung dengan berkat yang kita terima dari Tuhan itu.

Nah, ada juga yang terjadi bahwa, ketika kita sudah terima berkat, kita lupa terhadap tanggung jawab yang harus kita jalankan.

Kebanyakan kita terlena karena telah mendapat berkat kasih karunia dari Tuhan itu lalu lupa memikul tanggung jawabnya dan bahkan lebih buruk lagi kita sendiri menyelewengkan berkat itu dengan sendirinya menyelewengkan juga tanggung jawab itu.

Siapa pun yang menerima berkat itu tak bisa akan lepas dari konsekuensi tanggung jawab yang melekat pada berkat itu.

Konsekuensi lagi dari penyelewengan itu adalah kita pasti mendapat sanksi oleh karena ketidaksetiaan itu sendiri, tapi bukan dari Tuhan. Karena setiap berkat itu selalu punya konsekuensi ketika menjalaninya dan juga pada saat yang sama mendapatkan konsekuensi dari apa yang dilanggar sendiri oleh kita.

Untuk itu, kita diajak untuk selalu setia kepada Tuhan lewat semua berkat yang kita terima lewat cara-cara kita untuk bertanggung jawab dalam setiap berkat yang kita terima.

Kita bisa bangga menerima berkat, tapi harus juga selalu siap untuk menderita karena tanggung jawab yang kita pikul.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023, Tidak Hanya Mengandalkan Akal Budi

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita. Pertama, selalu berbahagia karena kita selalu dipilih Tuhan untuk menjadi muridNya.

Kedua, berbahagialah kita karena bisa mendapat berkat kasih karunia Tuhan.

Ketiga, selalu ada konsekuensi dari setiap berkat yang kita terima untuk dipertangunggjawabkan.

Teks Lengkap Bacaan 27 Juli 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juli 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama Keluaran 19:1-2.9-11.16-20b

"Tuhan turun ke Gunung Sinai di hadapan seluruh umat"

Bacaan dari Kitab Keluaran:

Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama. Setelah berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai.

Bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa apabila Aku berbicara dengan dikau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu."

Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Pergilah kepada bangsa itu. Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.

Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap=siap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun ke Gunung Sinai di depan mata seluruh umat." Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar, guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala.

Awan tebal meliputi gunung, dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah.

Mereka berdiri di kaki gunung. Gunung Sinai ditutpi seluruhnya oleh asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api. Asapnya membubung seperti asap dapur, dan seluruh gunung sangat gemetar.

Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh. Tuhan lalu turun ke atas Gunung Sinai ke puncak gunung itu. Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung, dan Musa pun naik ke atas puncak itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Daniel 3:52.53.54.56

* Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau di atas tahta kerajaan-Mu
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil Matius 11:25

Refr. Alleluya.

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil Matius 13:10-17

"Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak"

Inilah Injil suci menurut Matius:

Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak.

Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga.

Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti.

Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi, ‘Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap.

Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan’.

Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved