Berita NTT
Sebut Dosen Mahasiwa di NTT Masih Kurang Minat Membaca, Warek UKAW Kupang : Ini Problem
Gejala kurangnya minat baca dosen dan mahasiswa itu kata dia, juga terjadi secaara spesifik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Rektor II Universitas Kristen Atha Wacana Kupang atau UKAW Kupang Ir. Yohanes Merryanto, M.Si, P.hD menyebut semakin berkurangnya minat membaca di kalangan dosen dan mahasiswa menjadi sebuah persoalan serius dalam dunia literasi di Indonesia.
Gejala kurangnya minat baca dosen dan mahasiswa itu kata dia, juga terjadi secaara spesifik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Banyak orang Indonesia dan juga saya kira di NTT mengalami gejala kurang suka membaca," ujar Ir. Yohanes Merryanto, M.Si, P.hD kepada POS-KUPANG.COM usai menjadi moderator dalam Diskusi Panel yang diselengarakan FPPTI NTT dan UPT Perpustakaan UKAW Kupang.
Menurutnya, meski perubahan aturan dan fasilitas telah berkembang pesat ke arah digital, aktivitas membaca sebetulnya tetap dibutuhkan.
Baca juga: Dorong FPPTI NTT Berkiprah Hingga Nasional dan Internasional, Pengurus Diminta Hidupi Spirit NSC
Baca juga: Dorong FPPTI NTT Berkiprah Hingga Nasional dan Internasional, Pengurus Diminta Hidupi Spirit NSC
Baca juga: Terus Lakukan Inovasi, Dinas Arpus NTT Buka Bimbel Gratis Bagi Pelajar SD dan SMP
"Setidaknya membaca panduan atau petunjuk teknis buku atau aplikasi digital harus tetap dilakukan dalam hubungan dengan pelaksanaan dan peningkatan kinerja kita baik sebagai dosen, mahasiswa maupun tenaga pustakawan," sebut dia, Sabtu, 22 Juli 2023..
Merryanto menyebut bahwa saat ini manusia telah berada dalam zaman yang makin bersaing. Tuntutan untuk masuk dalam era dgital tidak bisa dihindari.
Era digital, kata dia, dengan berbagai tangangannya tidak bisa dicegah. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana menghadapinya. Dirinya juga menyebut, generasi Z dan Alfa akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan era digital.
"Tetapi bagi generasi X dan Y seperti saya dan dosen-dosen senior bukanlah hal yang mudah. Kita harus belajar untuk beradaptasi dengan era digital ini," tambah dia.
Adapun menurutnya kemampuan adaptasi dosen atau mahasiswa dan pustawakan sering terhambat bukan saja karena keterbatasan untuk membeli peralatan atau gadget yang memadai, tetapi juga terutama karena faktor ego dan tidak ada kemauan untuk belajar meski tergolong 'gaptek'.
"Hal ini yang mesti kita ubah kalau kita tidak mau tergilas dengan era perubahan zaman," katanya lagi.
Baca juga: Perpustakaan Gorys Keraf Koleksi Ratusan Ribu Eksemplar Buku, Termasuk Buku Penulis Asli Lembata
Baca juga: Dinas Perpustakaan Daerah Lembata Akan Salurkan Buku Ke Perpustakaan Sekolah
Diskusi panel dan bimtek bernilai positif
Terhadap pelaksanaan Diskusi Panel dan Bimtek FPPTI-NTT dan UPT Perpustakaan UKAW Kupang, Merryanto memberi penilaian positif. Dirinya menyebut panel diskusi dan bimbingan teknis yang menghadirkan empat narasumber itu pada hakekat sangat baik bagi para doen, mahasiswa dan pustakawan.
Narasumber Stanley Dethan, S.Kom, M.Hum membawakan materi Peluang Pengembangan Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Digital; Willy Soge, SE, MT membawakan materi Peluang Pengembangan Perpustakaan Universitas dan Fakultas Berbasis WEB untuk menunjang akreditasi Lembaga;
Selanjutnya Dr. Zummy Anselmus Dami membawakan materi Tantangan, Kesiapan dan Harapan Untuk Tenaga Pustakawan, Mahasiswa dan Dosen Dalam Mendukung Universitas Berbasis Riset dan Publikasi., serta Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh dan Willy Soge, SE, MT membawakan materi Transformation of Library Services in The New Era (Hubryd Services) untuk mendukung konsep Merdeka Belajar (Bimtek Pelatihan Pengembangan Otomasi Perpustakaan, Pelatihan dan Pemanfaatan Repository Kampus dan Fakultas), Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dosen, Mahasiswa dan Tenaga Pustakawan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.