Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juli 2023, Celakalah Engkau
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Keluaran 2: 1-15a, dan bacaan Injil Matius 11: 20-24.
Musa kemudian lepas dari kejaran Firaun. Yang terpenting di sini adalah Tuhan memanggil orang untuk menjalankan misiNya kadang dengan cara yang tak pernah dibayangkan sama sekali.
Bahkan dari hal yang paling sederhana sampai hal yang paling berbahayapun Tuhan dapat melakukan itu hanya untuk melaksankan rencana dan kehendakNya.
Pada dasarnya Tuhan bisa melakukannya sekaligus tanpa perlu satu proses lainnya.
Namun Tuhan selalu mencari sebuah proses untuk mengajarkan kepada manusia bahwa Tuhan selalu berkarya dalam setiap peristiwa hidup manusia.
Dan setia selalu dengan proses yang dibuat oleh Tuhan. Karena kita manusia cenderung instant dan sekali jadi. Justru bertolak belakang langsung dengan yang dikerjakan Tuhan sendiri.
Kecenderungan manusia dengan mental instant seperti inilah yang melahirkan banyak kejahatan yang diakukan oleh manusia.
Maka dalam Injil, Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat itu, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.”
Yesus hendak membuat perbandingan antara kota-kota bangsa Israel dan kota-kota bangsa asing di luar bangsa Israel sebagai bangsa pilihanNya.
Yesus melihat pertobatanlah yang paling penting dari pada hanya sebuah pilihan sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Bagi Yesus, pergulatan umat manusia untuk bertobat itulah yang diperhatikan oleh Tuhan.
Kota-kota bangsa Israel yang disebut oleh Yesus seperti Betasaida dan Kanaan tidak lebih mulia dari kota-kota bangsa asing itu seperti Khorazim dan Tirus Sidon karena di mata Allah semua bangsa itu sama pada saat hari penghakiman terakhir.
Bahkan Yesus menyebut pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom lebih ringan dari pada tanggunganmu yakni kota-kota di Israel.
Mengapa? Karena bangsa asing itu tidak pernah mengenal akan Tuhan dan semua kebajikan serta mukjizat telah dilakukan oleh Allah tak pernah terjadi di kota-kota mereka.
Sedangkan bagi kota-kota di Israel, Allah telah melakukan banyak kebajikan dan mujizat tetapi mereka sendiri tidak bertobat.
Nah situasi seperti inilah yang di kecam oleh Yesus sendiri. Karena Tuhan sudah melakukan banyak hal bagi kita lewat banyak peristiwa mujizat nyata dalam hidup kita bahkan sangat kecil atau sederhana tapi di situlah Tuhan menyatakan kehendakNya dan respons dari kita sebagai orang yang mengenal Tuhan adalah bertobat dan mengucapkan syukur atas apa yang telah terjadi dalam hidup kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.