Berita NTT
PLN Banjir Dukungan Warga Sampai Tokoh Adat, Pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 Poco Leok
Penambahan jaringan di wilayah Poco Leok sebagai tempat pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 adalah langkah urgen yang mesti segera dilakukan.

POS-KUPANG.COM, MATARAM - Pendekatan budaya secara koperhensif yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) kepada masyarakat sekitar pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok membuahkan dukungan dari warga dan tokoh adat sekitar.
Dukungan dari sejumlah tokoh adat hingga tokoh muda di Poco Leok itu juga tak lepas dari imbauan serta dukungan penuh yang disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, sehubungan dengan pengembangan PLTP Ulumbu.
Viktor mengatakan, ketersediaan listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT, termasuk sektor pariwisata yang punya potensi besar untuk jadi destinasi dunia seperti Labuan Bajo.
Baca juga: Pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok: Energi Bersih Bekal Transisi Energi
"Saya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores, termasuk pengembangan PLTP Ulumbu. Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini berjalan lancar," ucapnya.
Dukungan pun menjalar ke sejumlah warga dan tokoh adat sekitar wilayah pengembangan PLTP Ulumbu, seperti yang dilontarkan oleh Narsisius, anak dari "Tua Gendang" Kampung Rebak, Desa Lungar, Satar Mese.
Menurutnya, pengembangan PLTP Ulumbu tidak hanya menambah ketersedian listrik di wilayah Poco Leok, tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda setempat.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi dan Pariwisata, Tokoh Adat Poco Leok Dukung Pengembangan PLTP Ulumbu
"Pasti lebih maju ketimbang seperti sekarang secara ekonomi masyarakat," Kata Narsisius.
Sementara itu, tokoh masyarakat Gendang Rebak, Leksianus Antus, bahkan dengan tegas mengungkapkan tidak ada larangan untuk proses pemboran yang nantinya akan dilakukan PLN. Leksianus mengatakan penolakan justru muncul dari warga yang tidak memiliki lahan di wilayah pengeboran PLTP Ulumbu.
Di Kampung Mesir, tua adat setempat, Vinsensius Godat, mengungkapkan antusiasmenya terkait pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok. Sebab menurutnya masih cukup banyak wilayah di Poco Leok yang butuh sentuhan listrik PLN.
Warga lain, Elfridus Hambur, tokoh muda asal Gendang Leda, Desa Lungar, mengungkapkan, pembangunan PLTP Ulumbu niscaya berdampak positif bagi daerahnya. Selama ini, kata dia, persoalan yang muncul hanya karena adanya perbedaan pemahaman dari masyarakat.
Baca juga: Manfaatkan Program Electrifying Agriculture PLN, Petani Bawang Asal Rote Mengaku Lebih Hemat
"Kalau misalnya ada yang menolak, tinggal jelaskan lebih rinci lagi. Kalau masih menolak tinggal mengumpul saja masyarakat apakah program ini membawa dampak buruk, atau membawa dampak baik. Dan, sampai sekarang saya melihat lebih banyak dampak positif," ucap Elfridus Hambur.
Menurut Elfridus, dengan kehadiran PLTP Ulumbu selama ini banyak infrastruktur di wilayah Poco Leok semakin optimal sehingga mendukung aktivitas masyarakat sekitar.
Kepala Desa Wewo, wellpad G pengembangan PLTP Ulumbu, mengungkapkan kekecewaannya apabila proyek infrastruktur kelistrikan yang satu ini sampai dibatalkan.
"Kami dan masyarakat Desa Wewo kecewa apabila pengembangan PLTP Ulumbu dibatalkan karena terlampau banyak waktu yang digunakan dalam berbagai kegiatan selama ini," ucapnya.
Baca juga: BPN dan PLN Gelar Sosialisasi Inventarisasi Pengadaan Tanah untuk Pengembangan PLTP Ulumbu
Sementara itu, Kornelis Wajong selaku putra asli Poco Leok mengatakan, pemerintah punya kewenangan untuk menyukseskan proyek ini. Agar dukungan semakin deras, Kornelis berharap PLN tetap merangkul masyarakat setempat, khususnya para pemilik lahan.