Berita Rote Ndao
Tomy Welkis Petani Bawang Asal Rote Ndao Sukses Terapkan Program Electrifying Agriculture PLN
Dirinya mengaku bahwa dia dan para petani di wilayah ini menghadapi kendala dalam mengairi lahannya.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Manfaaat program Electrifying Agriculture PLN telah dirasakan Tomy Welkis (49) salah satu petani bawang di Desa Lekona, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao.
Tomy telah menggunakan pompa listrik dalam proses irigasi perkebunan bawang yang dimiliki.
Untuk diketahui, Electrifying Agriculture merupakan program pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan energi listrik.
Dari informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM, Jumat, 16 Juni 2023, sejak Oktober lalu, Tomy sudah merasakan perbedaan yang signifikan dalam penggunaan listrik saat menanam bawang, dimana untuk ukuran lahannya memang tergolong belum cukup luas yakni hanya setengah hektar.
Baca juga: Bupati Paulina Lepas 1 Calon Jemaah Haji asal Rote Ndao Tahun 2023
Namun dirinya sungguh senang karena hal kecil seperti ini pun mendapatkan perhatian lebih dari PLN.
"Biasanya saya butuh 3-4 liter untuk menyiram, ini hanya 4 kWh saja tentunya lebih murah sekali. Terima kasih PLN," ucap Tomy Welkis.
Dirinya mengaku bahwa dia dan para petani di wilayah ini menghadapi kendala dalam mengairi lahannya.
Hal ini, menurutnya, karena semua petani menggunakan diesel berbahan bakar minyak (BBM) yang menelan biaya besar.
Tomy menyebut, harga BBM eceran di Rote kisaran 15 ribu, itu pun jika ada. Apabila terjadi kelangkaan BBM karena musim angin, cuaca laut kurang bagus, harga BBM bisa mencapai 25 ribu per liternya.
Jika menggunakan pompa BBM bisa menghabiskan hingga 4 liter atau berkisar 60 ribu per satu kali siram dan jika menggunakan pompa listrik (Rp 1.644,52/kWh , jadi 4 kWh hanya sekitar 6.576 rupiah/satu kali siram).
Baca juga: Camat Landu Leko Rote Ndao Sebut Hasil Panenan Lobster Tepat Sasaran
Jika dilihat pemakaian pompa listrik hanya menghabiskan biaya sekitar 10.9 persen saja dibandingkan pompa bensin.
Dengan masa tanam 2,5 bulan, petani biasanya melakukan penyiraman sekitar satu minggu sekali dengan estimasi 10 kali siram hingga panen.
Efisiensi ini baru muncul di biaya produksinya, untuk penjualan dan kualitas dari produk diharapkan akan lebih meningkat dari sebelumnya.
“Saya menceriterakan ke petani lain juga agar mereka pindah ke dinamo untuk dipakai pengairan karena ini terasa sekali perbedaan pemakaiannya dengan mesin bbm sehingga lebih hemat. PLN mantap," ujar Tomy.
Ketua Komisi B DPRD Rote Ndao Pastikan Kapal Pengangkut BBM Hari Ini Masuk ke Rote |
![]() |
---|
Yusuf Alfa Omega Leonak Siswa SMKN 1 Pantai Baru Raih Juara 1 02SN Tingkat SMK se-Rote Ndao |
![]() |
---|
Peringati HANI 2023, Lapas Baa dan BNNK Rote Ndao Gelar Senam Bersama |
![]() |
---|
Bupati Paulina Lepas 1 Calon Jemaah Haji asal Rote Ndao Tahun 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.