Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 15 Juni 2023, Dan Pergilah Berdamai Dahulu
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Dan Pergilah Berdamai Dahulu.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Dan Pergilah Berdamai Dahulu.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 2 Korintus 3: 15-4: 1.3-6, dan bacaan Injil Matius 5: 20-26.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 15 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Satu kebajikan utama dalam hidup bersama sebagai sebuah komunitas masyarakat atau kelompok tertentu adalah berdamai, rasa damai atau kedamaian.
Kebajikan berdamai ini dibutuhkan oleh semua orang.
Mengapa dibutuhkan, karena tujuan utama manusia hidup adalah mencari kedamaian hati dalam rasa kebahagiaan.
Tujuan mencapai kebahagiaan itu selalu dimulai dari diri kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan orang lain membuat kita bahagia atau membuat kita damai.
Maka sebenarnya rasa damai atau rasa bahagia itu selalu berinteraksi dengan diri kita sendiri karena rasa damai dan bahagia itu dirasakan oleh diri kita sendiri.
Maka ajakan untuk berdamai dulu dengan orang lain yang sedang membuat kita tidak damai adalah sebuah keharusan karena tujuan kita hidup adalah untuk mencari kedamaian dan kebahagian hidup itu sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 15 Juni 2023, Bukan Pelaksanaan Hukum dan Peraturan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini, Yesus mengambil satu titik pengajaran yang bersinggungan langsung dengan hati dan perasaan kita dengan mengambil latar belakang hukum Musa dan memberi warna baru dalam perspektif Yesus yang sangat revolusiner.
Yesus memberikan pengajaranNya yang baru ini pada saat Kotbah di Bukit.
Kotbah di Bukit ini adalah kumpulan pengajaran Yesus tentang perintah-perintah baru atau pengajaran-pengajaran baru menurut versi “kantong anggur” yang baru yaitu kebenaran iman dalam Yesus sendiri.
Yesus memulai pengajaranNya ini dengan mengkritik pola hidup dari para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang munafik.
Yesus menyebutkan bahwa kalau pola hidup kita yang munafik seperti mereka, maka kita tidak akan masuk dalam Kerajaan Surga.
Dalam pengajaran ini, Yesus menghadapkan dua hukum yaitu satu sisi hukum Musa atau dari Nenek Moyang bangsa Yahudi dan Hukum baru dalam perspektif Yesus.
Yesus memulai menghadapkan disposisi kedua hukum ini. Pertama soal membunuh bagi hukum lama harus dibunuh.
Namun Yesus memberi pengajaran baru. Pembunuhan yang dimaksudkan nenek moyang dulu adalah membunuh secara fisik dengan menggunakan alat-alat yang tajam sampai orang meninggal.
Namun dalam hukum baru ini, Yesus menekankan bahwa membunuh itu bukan saja hanya dengan menggunakan alat-alat dan membunuh secara fisik, tetapi juga membunuh secara psikis yaitu soal marah, berkata kafir atau jahil harus dihukum dan dibuang ke dalam api neraka.
Yesus menekankan bahwa tindakan marah, berkata kafir dan jahil tidak sesederhana yang kita bayangkan, tetapi sudah menyangkut “pembunuhan karakter” terhadap sesesorang karena kita marah, berkata kafir kepada orang dan jahil adalah satu bentuk pembunuhan karakter terhadap orang lain.
Kita mungkin merasa wajar karena kita marah dengan alasan orang berbuat salah begitu, tapi pada satu sisi, marah itu bisa membunuh karakter orang seumur hidupnya. Itu juga sebuah tindakan membunuh.
Begitu juga tentang berdamai dulu dengan saudara terlebih dahulu sebelum membawa persembahan kepada Allah.
“Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Yesus ingin menyatakan kepada kita dalam ajaranNya tentang berdamai dulu dengan saudara kita adalah satu tindakan pertobatan.
Karena bagi Yesus dalam konteks ini adalah pertobatan atas apa yang sedang salah di belakang kita dengan tujuan yang mau kita capai di depan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 14 Juni 2023, Roh Perubahan dan Penyempurnaan
Dalam versi Yesus, tujuan yang mau dicapai di depan tidak akan mencapai kepenuhannya kalau di belakang kita masih terdapat “yang kurang beres” dalam bahasa Yesus menggunakan kata-kata afirmatif, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Hati yang damai inilah St. Paulus menyebutnya sebagai cahaya Allah yang berdiam di dalam hati kita dan menerangi hati kita untuk memerdekakan kita.
Rasa damai itu sebenarnya yang memerdekakan kita karena Tuhan yang adalah Roh itulah yang mengubah kita menjadi serupa dengan gambar dan rupaNya sendiri.
Semoga kita selalu mengandalkan Roh Tuhan dalam hati kita agar kita selalu dimerdekakan dari segala kemunafikan dan menjadi murni dan tulus di hadapan Tuhan dan sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 12 Juni 2023, Bersukacita dalam Penderitaan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, tindakan berdamai dulu dengan sesama sebelum membawa persembahan adalah tindakan pertobatan.
Kedua, rasa damai atau bahagia itu tanda Roh Allah sedang berkarya dalam diri kita.
Ketiga, tetap andalkan Tuhan yang adalah cahaya yang menerangi hati kita dan yang mengubah kita serupa dengan wajahNya sendiri.
Teks Lengkap Bacaan 15 Juni 2023

Bacaan Pertama – 2 Korintus 3:15-4:1.3-6
Allah membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka, sampai pada hari ini. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan dengan muka yang tidak terselubung kita semua mencerminkan kemuliaan Allah. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami wartakan masih tetap tertutup maka hanya tertutup untuk mereka yang akan binasa,
yaitu orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang tidak lain adalah gambaran Allah sendiri.
Sebab yang kami wartakan bukan diri kami sendiri! Yang kami wartakan adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah bersabda, “Dari dalam gelap akan terbit terang!”
Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mzm. 85:9ab-10.11-12.13-14
Refr. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bait Pengantar Injil – Matius 13:34
Refr. Alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Alleluya.
Bacaan Injil – Matius 5:20-26
Barangsiapa marah terhadap saudaranya harus dihukum
Inilah Injil suci menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum!
Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.