Berita Lembata
Pemdes Bour di Lembata Akan Luncurkan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga
Sampah-sampah ini dikumpulkan di sekitar gazebo lokasi wisata Pantai Riangdua dan mulai dipilah.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Desa Bour, Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata akan segera memiliki produk kebijakan terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Keluarga.
Kabar gembira ini datang tepat di peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2023 usai aksi pungut sampah dan pengenalan model Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga yang diselenggarakan masyarakat bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lembata (FPRB Lembata).
Masyarakat Desa Bour bersama FPRB Lembata mengumpulkan sampah di dua lokasi berbeda yakni sepanjang pesisir pantai Riangdua dan di sekitar rumah warga.
Hanya dalam 30 menit, terkumpul belasan karung sampah plastik aneka jenis. Botol dan gelas plastik kemasan air minum menjadi yang paling banyak, disusul sampah plastik kemasan makanan ringan.
Sampah-sampah ini dikumpulkan di sekitar gazebo lokasi wisata Pantai Riangdua dan mulai dipilah.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi II DPRD Lembata Sebut akan PHK Kontraktor Proyek DAK Kalau Kerja Tidak Becus
”Setelah kumpul, kita ajak masyarakat untuk coba pilah dan hitung. Ini untuk refleksikan bahwa dalam 30 menit saja kita sudah kumpul sangat banyak sampah,” Tinus Huar, dari Gempita, salah satu komunitas anggota FPRB Lembata menerangkan.
Usai pemilahan, relawan FPRB Lembata memandu masyarakat untuk mengidentifikasi sumber-sumber datangnya sampah dan dampaknya bagi lingkungan.
Warga Bour menemukan sedikitnya tiga sumber utama munculnya sampah plastik yang ditemukan di sekitar pemukiman dan pantai Riangdua.
Pertama, dari laut. Sebagian sampah plastik yang ditemukan di pesisir pantai disebutkan berasal dari laut atau terbawa arus dan terhempas ke Pantai Riangdua.
Kedua, berasal dari sampah plastik dari dalam rumah setiap warga. Sampah plastik ini menurut warga didominasi botol dan gelas plastik serta kantong plastik belanja.
Diskusi masyarakat Bour dan FPRB Lembata menemukan rumah warga menjadi salah satu sumber utama munculnya sampah plastik di sekitar lingkungan tempat tinggal warga.
Baca juga: Kapolres Vivick Buka Car Free Day Perdana di Kabupaten Lembata
”Beli sayur 1 kantong, beli bawang 1 kantong, beli tomat 1 kantong, beli jahe 1 kantong. Berarti baru belanja 4 bumbu, sudah 4 kantong plastik siap jadi sampah. Begitu ka, Bapa Mama semua? ” tanya Acan Raring disambut persetujuan warga Bour. Acan salah satu relawan FPRB yang memfasilitasi diskusi.
“Kadang beli sabun satu saja di kios dekat rumah juga dapat kantong plastik. Masalahnya tidak enak bawa sabun satu saja baru tidak pake kantong tu ka,.. ” celetuk seorang ibu disambut tawa peserta lain.
Sumber sampah ketiga adalah “sumber anonim” alias tak diketahui asal muasalnya “Kami tidak tahu itu dari mana dan oleh siapa. Tapi banyak tumpukan sampah plastik, tiba-tiba saja ada di sekitar pemukiman warga, terutama di pinggir jalan. Paling banyak itu di Dusun Kwakat sana,” terang Kon Sura, Kepala Desa Bour.
Kwakat, adalah salah satu dusun dari Desa Bour. Terletak di arah timur, terpisah dari pusat desa, dan lebih dekat ke Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata.
Aksi kumpul-pilah sampah plastik hingga identifikasi dampak dan sumber sampah berujung pada deklarasi komitmen bersama yang dibangun masyarakat dan pemerintah Bour bersama FPRB Lembata.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Dinas Perpustakaan Daerah Lembata Akan Salurkan Buku Ke Perpustakaan Sekolah |
![]() |
---|
Berkas Tersangka Penyelundupan BBM Siap Dilimpahkan Ke Kejaksaan Negeri Lembata |
![]() |
---|
Tim Pemenangan Gabriel Kapitan Serbu Kantor PKS Lembata |
![]() |
---|
Peneliti Lingkungan Piter Pulang Apresiasi Polres Lembata: Sebar Virus Kebaikan Ekologis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.