Opini
Opini Sarlianus Poma: KTT ASEAN Epicentrum of Growth, The Opportunity for Indonesian Economic Growth
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 tahun 2023 dilaksanakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, konsumsi energi saat ini juga memiliki potensi untuk efisiensi dan konservasi energi.
Berdasarkan amanat Undang – Undang No.30 Tahun 2007 tentang Energi, Kebijakan Energi Nasional (KEN) disusun dengan berdasarkan pada prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna mendukung terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional.
Dalam KEN, target EBT secara spesifik diatur dengan tenggat waktu 2025 dan 2050. Dalam target tersebut, porsi EBT dalam bauran energi nasional harus mencapai setidaknya 23 persen di tahun 2025 dan paling sedikit 31 persen tahun 2050 sepanjang keekonomiannya terpenuhi.
Target ini setara dengan 45,2 GW pembangkit listrik EBT di tahun 2025, sisanya merupakan kontribusi dari biofuel, biomassa, biogas, dan coal bed methane (Founder Pusat Advokasi dan Dalil Hukum Indonesia (PADHI), Tribunnes.com, 11/05/2023).
Kehadiran mobil listrik sebagai sarana angkutan resmi delegasi KTT ASEAN di Labuan Bajo, menunjukkan betapa Indonesia telah memiliki kesiapan dan kemampuan untuk mengembangkan industri berbasis EBT.
Baca juga: Opini - Pandemi Covid-19 dan Kreativitas Guru
Karena itu, dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, berbagai kebijakan strategis jangka pendek yang dibuat dapat menjadi insentif yang berarti bagi pengembangan industri berbasis EBT di Indonesia.
Demikian juga kerja sama dari segi penguatan produksi bahan pangan. Terganggunya rantai pasok (supply chain) bahan makanan dunia akibat perang Rusia-Ukraina, plus perubahan iklim menjadikan harga pangan meningkat tajam, yang sampai saat ini belum tuntas ditangani (Opini Dr. Frits O Fanggidae, Pos Kupang, 09/05/2023).
Pengalaman ini akan menjadikan Negara – Negara ASEAN perlu berkonsolidasi, sharing sumber daya dan teknologi, untuk menghasilkan dan melaksanakan suatu roadmap penguatan produksi bahan pangan ASEAN dalam jangka pendek, sehingga gejolak inflasi yang datang dari luar dapat diredam.
Epicentrum of Growth: The Opportunity for Indonesian Economic Growth. Analis Taiwan-Indonesia Trade Analysis (TITA) Tulus J Maha mengungkapkan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 memberikan banyak dampak positif bagi Indonesia.
Salah satu dampak positif adalah bagi sektor UMKM. Pada penyelenggaraan KTT ASEAN tahun ini, UMKM merupakan salah satu sektor prioritas yang dikedepankan.
Pemerintah berhasil dalam memanfaatkan peluang ekonomi dari event tahunan tersebut. Penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 juga merupakan sebuah peluang besar dalam mempromosikan produk lokal Indonesia. Sehingga hal tersebut berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Terlepas dari isu–isu strategis ekonomi, politik, keamanan dan sosial lainnya yang dibahas para Kepala Negara ASEAN dalam KTT ke-42 ini, Nusa Tenggara Timur patut berbangga, terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 tahun 2023.
Titiknya ada di Labuan Bajo, Pulau Flores, tetapi aroma kebanggannya menyebar ke seluruh pelosok NTT. (Sarlianus Poma, SPd, MM, Staff Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU Surabaya, Coordinator of STIM Kupang “International Class”)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.