KKB Papua
Pendeta Benny Giay: Persekutuan Gereja Minta Pemerintah Utamakan Dialog Bebaskan Pilot Susi Air
Persekutuan gereja-gereja di Papua meminta pemerintah mengutamakan dialog untuk membebaskan pilot Susi Air Phillips Mark Merthens yang masih disandera
"Saya secara pribadi, kalau misal (korban) dari mereka sendiri, TPNPB dengan TNI-Polri, silakan saja, tapi akibatnya selalu pada masyarakat sipil," kata dia.
"Mama-mama tidak bisa jualan, mama-mama tidak bisa kerja dengan aman, mereka tidak menyusui anak dengan baik, anak sekolah tidak bisa sekolah, pegawai tidak bisa masuk kantor, jadi tetap (masyarakat) terganggu karena ada kekerasan dari pertikaian ini," lanjutnya.
Pihak gereja, sambung Yanuarius, bersedia menjadi mediator bagi kasus penyanderaan pilot Susi Air.
Namun mereka meminta jaminan keamanan agar bisa berkomunikasi dengan baik.
"Kalau bisa ada jeda kemanusiaan untuk beberapa saat, lalu kedua belah pihak ini mesti hentikan kekerasan. Lalu militer yang berlebihan (non-organik) supaya ditarik dulu, dengan itu ciptakan suasana yang baik agar negosiasi itu bisa jalan," katanya.
Menurut dia, ada kemungkinan pihak gereja akan lebih diterima oleh KKB untuk mencari jalan tengah persoalan itu.
"Pimpinan gereja mungkin lebih dipercaya oleh umat di sana, oleh Egainus dan juga tokoh-tokoh di sana yang bisa dipercaya, bersama pihak pemerintah supaya ada tim untuk melakukan negosiasi dengan pihak Egianus, supaya pilot bisa dibebaskan," tuturnya.
Kapolda Papua: Gereja Bisa Mainkan Peran
Sementara Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyambut baik respons pihak gereja yang bersedia terlibat langsung dalam upaya pembebasan pilot Susi Air.
Ia pun memastikan akan ada pertemuan lebih lanjut untuk mematangkan hal tersebut dalam waktu yang tidak lama lagi.
"Tentu harapan kita semua, saya selaku Kapolda berharap dari gereja bisa memainkan peran (mediator) itu," ucapnya.
Mengenai keinginan pihak gereja agar tidak ada lagi aksi bersenjata, baik oleh KKB atau aparat keamanan dalam melakukan penindakan hukum, Fakhiri setuju dengan konsep tersebut.
Dia menginginkan agar pihak gereja bisa lebih aktif menjadi penyambung aspirasi bagi semua pihak.
Baca juga: Pangdam Saleh Mustara Meradang: TNI Segera Rebut Kembali Senjata dari Tangan KKB Papua
"Untuk pencegahan kita harus mendengar apa yang disampaikan para hamba Tuhan, saya berharap ini bisa menjadi bagian yang baik untuk Papua hari ini dan ke depan."
"Kita bersepakat bahwa kekerasan apa pun di Tanah Papua harus ditekan, kalau bisa dihilangkan, supaya bisa tumbuh generasi muda Papua yang dia bisa melupakan sejarah kelam itu dan bisa membangun Papua," kata Fakhiri (*)
Ikuti Berita Pos-kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.