Berita Rote Ndao
200 Kuda Meriahkan Gelaran Budaya Hus Keluarga Hanas di Oelufa Rote Ndao
Kegiatan Budaya Hus Leo Bolukh Tasioe diawali dengan penyerahan Dedeo (Bendera) Hus oleh Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu
"Kita sangat berterima kasih karena memiliki seorang Srikandi yang hebat di Rote Ndao," puji dia.
"Kami titipkan kepada Mama Bupati dan Bapak Wakil, sekiranya budaya kita orang Rote yakni Hus tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi destinasi pariwisata di Rote Ndao," sambungnya.
Albert juga menerangkan, gelaran budaya Hus disatukan ketika menyambut panen atau sebelum menanam padi, dan acara adat Hus selalu dilakukan.
"Terima kasih kepada Bapak Kapolres Rote Ndao melalui Bapak Kapolsek Rote Barat Laut yang telah memberikan ijin keramaian sehingga Hus bisa diselengarakan oleh keluarga Hanas," pungkasnya.
Baca juga: Kasus Tenggelamnya Kapal Nelayan Rote Ndao di Perairan Australia Harus Menjadi Pelajaran
"Terima kasih juga untuk teman-teman wartawan media masa yang ingin memperkenalkan budaya Hus orang Rote sampai ke penjuru dunia," lanjut dia.
Albert juga menghimbau agar para penunggang kuda yang adalah peserta Hus, terus merawat kuda-kuda karena kuda adalah aset budaya.
Untuk diketahui, sekilas tentang Budaya Hus Orang Rote.
Hus adalah sebuah pesta rakyat berupa pawai kuda berhias, perlombaan ketangkasan berkuda, serta makan dan menari bersama yang diikuti oleh pemilik kuda di Kabupaten Rote Ndao.
Gelaran budaya Hus merupakan kegiatan upacara ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat setelah hulu hasil kebun setiap tahun sejak jaman dulu.
Upacara adat yang ditandai dengan Foti Limbe (Pacu Kuda) sebagai bentuk syukuran kepada Tuhan, Lehulur dan alam yang telah memberi berkat hasil baik kebun, sawah, lontar dan usaha hasil laut yang di peroleh masyarakat setempat.
Kegiatan Hus selain pacuan (Foti Limbe/Hus) acara lainnya berupa berbagai seni budaya. Baik tarian, Foti, gong, sasando dan kebalai.
Potensi upacara adat Hus berdasarkan empat variabel yaitu keunikan, pawai kuda, sorakan, topi ti'i langga, tarian foti, kebalai, sasando, dan perlombaan-perlombaannya.
Ada pula ditampilkan keindahan pakaian dan atribut penari, kuda berhias. Lalu dari sisi keagamaan, fungsinya sebagai ungkapan syukur. (Rio)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/peserta-dalam-acara-adat-Hus-memacu-kuda-mereka-di-rote-ndao.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.