Berita Rote Ndao

200 Kuda Meriahkan Gelaran Budaya Hus Keluarga Hanas di Oelufa Rote Ndao

Kegiatan Budaya Hus Leo Bolukh Tasioe diawali dengan penyerahan Dedeo (Bendera) Hus oleh Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANI TETI
BUDAYA HUS - Para peserta dalam acara adat Hus memacu kuda mereka yang dihiasi dengan pernak-pernik indah untuk menarik perhatian wisatawan yang datang menyaksikan. Lokasi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, BA'A - Sebanyak 200 kuda berpartisipasi untuk memeriahkan pagelaran Budaya Hus atau pawai kuda berhias yang diselenggarakan oleh Keluarga Hanas dari Leo Bolukh Tasioe.

Pagelaran Budaya Hus dilaksanakan di lapangan pacu Oemulik, Dusun Oelufa, Desa Oebela, Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao, Senin, 24 April 2023.

Kegiatan Budaya Hus Leo Bolukh Tasioe diawali dengan penyerahan Dedeo (Bendera) Hus oleh Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu dan Wakil Bupati, Stefanus M Saek kepada perwakilan Keluarga Hanas yang menunggangi kuda.

Dalam sambutannya, Maneleo Koordinator Leo Bolukh Tasioe, Albert Dano menyampaikan sekitar 200 kuda meriahkan acara Budaya Hus di Oelufa.

Baca juga: Kapolsek Pantai Baru Pimpin Pengamanan Arus Mudik di Pelabuhan Ferry ASDP Pantai Baru Rote Ndao

"Sebagai informasi, saat ini ada sekitar 200 kuda dari beberapa Eks Nusak yang datang meramaikan gelaran budaya Hus yang diselenggarakan oleh keluarga Hanas di Oelufa," kata Albert.

Baik itu dari Eks Nusak Thie, Lobalain, Oenale dan beberapa peserta setempat.

Ia juga mengisahkan, Leo Bolukh Tasioe pada umumnya berada di Dusun Oelufa, Desa Oebela.

Sejarah telah mencatat, jelas Albert, bahwa Hus memiliki nilai-nilai filosofi yang sangat bermartabat bagi masyarakat Rote Ndao khususnya bagi Eks Nusak Dengka.

Lebih lanjut kata dia, sejarah Budaya Hus pertama kali lahir di Nusak Dengka, dilahirkan oleh leluhur Leo Bolukh Tasioe yang bernama Manek Tano Adoe.

"Karena itu, jikalau hari ini Hus bersama keluarga besar Leo Bolukh Tasioe, secara khusus keluarga besar Hanas karena ada sejarahnya. Ada darah leluhur yang mengalir," ujar dia.

Baca juga: Kesehatan Jasmani dan Rohani Bacaleg dari PKM atau RS, KPU Rote Ndao Hanya Terima Suket

Albert mengatakan, kepada semua keluarga para penganut budaya dan seluruh keluarga yang mengembangkan nilai-nilai luhur budaya serta melestarikannya, dirinya  sangat berterima kasih.

"Kami keluarga sangat mengapresiasi  kehadiran Mama Bupati bersama Bapak Wakil dan rombongan," ungkapnya.

Menurut Albert, ini menunjukan bahwa Pemerintah sekaligus orang tua di Rote Ndao menghargai nilai-nilai budaya. 

"Kita sangat berterima kasih karena memiliki seorang Srikandi yang hebat di Rote Ndao," puji dia.

"Kami titipkan kepada Mama Bupati dan Bapak Wakil, sekiranya budaya kita orang Rote yakni Hus tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi destinasi pariwisata di Rote Ndao," sambungnya.

Albert juga menerangkan, gelaran budaya Hus disatukan ketika menyambut panen atau sebelum menanam padi, dan acara adat Hus selalu dilakukan.

"Terima kasih kepada Bapak Kapolres Rote Ndao melalui Bapak Kapolsek Rote Barat Laut yang telah memberikan ijin keramaian sehingga Hus bisa diselengarakan oleh keluarga Hanas," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Tenggelamnya Kapal Nelayan Rote Ndao di Perairan Australia Harus Menjadi Pelajaran

"Terima kasih juga untuk teman-teman wartawan media masa yang ingin memperkenalkan budaya Hus orang Rote sampai ke penjuru dunia," lanjut dia.

Albert juga menghimbau agar para penunggang kuda yang adalah peserta Hus, terus merawat kuda-kuda karena kuda adalah aset budaya.

Untuk diketahui, sekilas tentang Budaya Hus Orang Rote.

Hus adalah sebuah pesta rakyat berupa pawai kuda berhias, perlombaan ketangkasan berkuda, serta makan dan menari bersama yang diikuti oleh pemilik kuda di Kabupaten  Rote Ndao.

Gelaran budaya Hus merupakan kegiatan upacara ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat setelah hulu hasil kebun setiap tahun sejak jaman dulu.

Upacara adat yang ditandai dengan Foti Limbe (Pacu Kuda) sebagai bentuk syukuran kepada Tuhan, Lehulur dan alam yang telah memberi  berkat hasil baik kebun, sawah, lontar dan usaha hasil laut yang  di peroleh masyarakat setempat.

Kegiatan Hus selain pacuan (Foti Limbe/Hus) acara lainnya berupa berbagai seni budaya. Baik tarian, Foti, gong, sasando dan kebalai.

Potensi upacara adat Hus berdasarkan empat variabel yaitu keunikan, pawai kuda, sorakan, topi ti'i langga, tarian foti, kebalai, sasando, dan perlombaan-perlombaannya. 

Ada pula ditampilkan keindahan pakaian dan atribut penari, kuda berhias. Lalu dari sisi keagamaan, fungsinya sebagai ungkapan syukur.  (Rio)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved