Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 24 April 2023, Lalu Mereka Memajukan Saksi-saksi Palsu

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Lalu Mereka Memajukan Saksi-saksi Palsu (Et statuerunt testes falsos).

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/CAHAYA IMAN KATOLIK
Ilustrasi Yesus dan orang banyak. Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Lalu Mereka Memajukan Saksi-saksi Palsu (Et statuerunt testes falsos) Kis 6:13.

RP. Kons Beo menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 6: 8-15, dan bacaan Injil Yohanes 6: 22-29; Pekan III Paskah, peringatan St Fidelis dari Sigmarngen, Santa Maria Euphrasia Pelletrier.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 24 April 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

"Iman di dalam Yesus selalu mencahayakan"

HATI-HATI! Ada selalu para pesulap kata-kata. Debutnya sekitar: Yang nyata - benar diubahnya jadi ilusi - palsu. Dan sebaliknya yang tiada - kosong - fantasi dikaroseri jadi 'nyata - benar - sungguh.'

INI semua karena pesulap kata andalkan kecepatan lidahnya. Bicaranya meyakinkan. Padahal jelas-jelas kebohonganlah yang diwartakan. Kepalsuanlah yang ditiupkannya.

DALAM kehidupan sosial, sering terjadi ribut-ribut. Bahkan hingga bisa terlahirnya pertikaian berat. Antar kelompok masyarakat. Rumah yang satu 'baku ambil kata,' atau terpaksa bertikai dengan tetangganya. Dalam keluarga besar pun saling selisih sering nyata membara tak berujung.

INI gara-gara kerjanya 'pesulap kata-lidah.' Dengan keterampilan bicaranya. Yang penuh 'putar balek' sana sini. Berkoar-koar tak beraturan. Tak jelas. Intinya? Hanya ingin bikin keruh suasana. Rusakan rasa perdamaian dan tali kerukunan. Retakan tembok kesatuan dan persatuan. Membuat polusi alam keteduhan.

TETAPI, yang lebih fatal dan teramat keji adalah adanya 'pesulap-pesulap lidah pesanan.' Artinya, sebenarnya ada aktor yang mendramatisasi semua suasana suram ini. 'Para pesulap lidah mesti bicara ini. Pun harus bertindak begini. Jelas, ada transaksi kepentingan di balik semuanya. Ada jual beli jasa. Seperti itulah.

KIRA-KIRA begitulah kisah yang dialami Stefanus. Ia mesti berhadapan dengan 'saksi-saksi palsu.' Orang-orang yang ditunggangi demi kepentingan kaum elitis.

SIAPA PUN bisa saja pernah bergerilya seperti 'saksi palsu atau pesulap lidah.' Bisa pula bersembunyi sebagai 'kaum elitis,' yang sekian cemas akan terganggunya ambisi dan kepentingan. Dan karenanya 'saksi palsu atau pesulap lidah mesti dibayar dan diajukan.

TETAPI, bagi kita, Wajah Stefanus adalah 'wajah bercahaya, wajah kebenaran, wajah beriman dalam Tuhan. Karenanya kepalsuan dan tekanan apapun bakal tak sanggup melenyapkannya.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati. Amin - Alleluia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved