Opini
Opini - Pandemi Covid-19 dan Kreativitas Guru
Pandemi Covid-19 belum benar-benar musnah dari muka bumi. Jika menjelajahi rimba raya internet, virus SARS-CoV-2 adalah cikal bakal Pandemi Covid-19.
Guru harus terus-menerus belajar untuk mengembangkan daya cipta. Kemampuan mencipta dalam diri guru mesti terus diasah.
Lebih dari itu, belajar bukan hanya menjadi tugas utama anak didik, akan tetapi terutama adalah juga kewajiban guru. Sebab belajar adalah bagian fundamental dari kehidupan guru.
Dengan belajar guru dapat mengembangkan diri termasuk daya kreatifnya.
Dengan kata lain, kreativitas guru hanya dapat terwujud dengan terus-menerus belajar. Itu artinya belajar adalah conditio sine qua non bila ingin menjadi guru yang kreatif dan inovatif.
Penutup
Pandemi Covid-19 telah mengubah segalanya. Pandemi membatasi ruang gerak dan aktivitas warga termasuk warga sekolah. Dalam situasi yang demikian guru dituntut untuk lebih kreatif.
Daya kreatif itu tidak cukup hanya diusahakan oleh guru sendiri. Pemerintah, LSM, dan Lembaga-lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan pun harus memberikan dukungan penuh melalui kegiatan pelatihan ataupun kursus-kursus.
Selain itu, kemajuan teknologi disertai banyaknya sumber belajar yang tersedia telah memberi kemudahan kepada guru untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensinya.
Lebih dari itu, integrasi internet dalam proses pembelajaran adalah suatu keharusan sekaligus tuntutan.
Proses pembelajaran yang mengintegrasikan internet sudah ditulis Khoe Yao Tung dalam bukunya “Pendidikan dan Riset di Internet”.
Di dalamnya Khoe Yao Tung mengatakan, sebagaimana dikutip Herman J.P. Maryanto dalam bukunya “Guruku, Matahariku”, internet memiliki kontribusi signifikan dalam proses pembelajaran di antaranya: (1) sarana interaktif yang didukung oleh basis data yang sangat banyak dan lengkap, (2) memungkinkan siswa untuk belajar jarak jauh sehingga kendala ruang dan waktu bisa tereliminasi, (3) memungkinkan siswa belajar sesuai dengan gayanya sendiri, (4) memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya, (5) tersedianya sumber belajar yang beragam (banyak ahli yang menyediakan dirinya untuk aneka macam pertanyaan sesuai dengan keahliannya), (6) guru dimungkinkan untuk mendapatkan informasi dari banyak sumber yang dapat mendukung pembelajaran, (7) memberikan keleluasaan baik bagi guru maupun siswa untuk berkomunikasi dalam memecahkan masalah bersama (Herman J.P. Maryanto, 2011).
Baca juga: Opini Habde Adrianus Dami: Quo Vadis Pendidikan di NTT?
Dengan demikian guru dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk mengembangkan diri termasuk kreativitas dengan terus belajar.
Kemauan yang kuat, determinasi yang kokoh, dan komitmen yang tinggi harus ditumbuhkan dalam diri guru. Sebab guru yang kreatif, inovatif, dan progresif tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi dari guru yang tiada pernah kenal lelah untuk belajar.(*)
*Penulis adalah pegiat sosial, alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.