KKB Papua

KKB Papua Peralat Ibu-ibu dan Anak-anak Serang TNI, Kisahnya Terkuak dari Prajurit yang Selamat

Kisah penembakan Pratu Miftahul Arifin hingga ia tewas mengenaskan di tepi jurang di Distrik Mugi-Mam ternyata memendam cerita yang sangat mengerikan.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
PERALAT IBU-IBU – Kelompok separatis teroris memperalat ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerang TNI di Distrik Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Akibatnya, prajurit TNI bingung dan Pratu Miftahul Arifin gugur, Selasa 15 April 2023. 

Melihat Pratu Miftahul Arifin terkena tembakan, ada prajurit lain yang langsung bergerak untuk memberikan pertolongan. Namun pada saat itu, KST melakukan serangan dari tiga sisi.

Dalam situasi nan menegangkan itulah, prajurit TNI langsung mengambil posisi untuk bertahan. Lagi-lagi dalam situasi genting tersebut KST bersama masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak, mengeroyok prajurit TNI.

Bahkan masyarakat dan anak-anak berteriak-teriak, membunyikan peluit dan lain sebagainya sepertinya untuk menakut-nakuti.

“Sepertinya masyarakat takut tapi ketika hendak dibantu, malah datang serangan dari KST. Jadi situasi seperti ini membuat pasukan kita terbawa," ungkap Yudo.

Artinya, lanjut Yudo, ketika hendak ditembak, yang terlihat adalah masyarakat, ibu-`ibu dan anak-anak. “Mau ditembak loh kok ternyata masyarakat, kok anak-anak? Beginilah kenyataannya. Jadi KST menggunakan teori seperti itu," ujar Yudo.

Lantaran yang dilihat adalah ibu-ibu dan anak-anak, lanjut Yudo, maka prajurit TNI pun menjadi bingung. Karena prajurit TNI tak pernah berhadapan langsung dengan masyarakat dalam situasi yang demikian.

Baca juga: Sebelum Ditembak Mati KKB Papua, Pratu Miftahul Arifin Pernah Sampaikan Pesan Ini Kepada Sang Istri

"Mereka tidak pernah menghadapi hal seperti itu sampai melibatkan masyarakat, melibatkan anak-anak. Karena memang prajurit TNI Polri selalu berusaha untuk menghindari jangan sampai ada korban," ujarnya.

Selama ini, katanya, pihaknya selalu meminta prajurit TNI agar tak boleh melakukan tindakan represif sehingga mengakibatkan masyarakat jadi korban.

"Selama ini kami tidak mau represif karena mengakibatkan masyarakat ataupun anak-anak jadi korban. Tetapi ternyata mereka menggunakan cara itu. Makanya, terjadilah peristiwa itu," ujar Yudo.  (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved