Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023, Keraguan Murni

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Keraguan Murni.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 16 April 2023 dengan judul Keraguan Murni. 

Langkah-langkah pertama dalam suatu hidup spiritual selalu melibatkan suatu pemurnian diri sendiri dari sikap memilih-milih, berkhayal, merasa khawatir, cemas dan takut (Pax et Bonum, 2012).

Kita memeluk orang kecil dalam diri kita ketika kita menerima kesalahan-kesalahan kita dalam pengakuan dengan rendah hati, dan di sana kita berjumpa dengan Kristus yang berbelas kasih.

Kita memeluk orang miskin dalam diri saudari dan saudara kita bilamana kita menerima mereka dalam kemiskinan dan rasa sakitnya dan ketika kita menerima mereka dalam kekurangan-kekurangan mereka yang selama itu “mengganggu” kita.

Ketika kita menerima mereka, sebenarnya mereka melayani panggilan Kristus kepada kita, “sebab dengan memberi aku menerima”.

Kita ingat misi Santo Damian de Veuster (1840-1889) di Molokai, Hawaii yaitu hidup di tengah-tengah orang-orang kusta dan melayani mereka.

Hanya setelah Pater Damian mampu berkata “Kita, orang-orang kusta”, maka misinya mulai bertumbuh dan berhasil.

Allah meminta kita agar tunduk kepada misteri-misteri yang merupakan tanda-tanya bagi kita, kegelapan yang menyelimuti pemandangan indah di depan kita, “salib-salib” yang menindih kita.

Dalam luka-luka kehidupan kita bertemu dengan Kristus yang penuh luka. Iman kita terbangun ketika kita mengidentifikasiksn “Sang Tersalib yang penuh luka” dengan “Tuhan yang penuh dengan kemuliaan”.

“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh 20:29). Kata-kata Yesus kepada Thomas 2000 lebih tahun lalu itu kini tertuju kepada kita.

Tuhan menyebut “berbahagia” setiap orang yang percaya meski tidak melihat-Nya. Yesus mengucapkan kata-kata ini sebagai berkat yang mendorong serta menyemangati iman kita kepada-Nya.

Kita dipanggil untuk menaruh iman kita dalam penebusan ketika mencurahkan darah-Nya di kayu salib. Kita menaruh iman kepada-Nya agar menjadi jalan hadirnya mukjizat Allah di tengah dunia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 16 April 2023, Jangan Engkau Tidak Percaya Lagi, Melainkan Percayalah

Kita mesti setia dan berani menempuh “jalan panjang” seperti Thomas dan murid lain untuk berjumpa dengan Tuhan yang konkret.

Tuhan kita bukanlah Tuhan virtual. Inkarnasi menjadi tanda Tuhan mendambakan perjumpaan nyata dengan kita. Dia ingin dekat dan berjuang bersama kita.

Kematian Yesus terjadi setelah darah-Nya ditumpahkan dan tubuh-Nya hancur oleh penderitaan. Tidak ada yang virtual di sana. Di sana hanya ada cinta nyata.

Paskah mesti jadi momen berahmat agar hidup kita menjadi perjumpaan-perjumpaan nyata yang membawa kehidupan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved