Berita Nasional
Kejahatan Mbak Slamet Banjarnegera Tidak Hanya Bunuh 12 Korban, Sebelumnya Pernah Ditangkap
Sebelumnya, Mbah Slamet ternyat pernah menjadi residivis dan beberapa kali berurusan dengan hukum.
POS-KUPANG.COM, BANJARNEGARA - Daftar kejahatan Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah ternyata tidak hanya membunuh 12 orang.
Sebelumnya, Mbah Slamet ternyat pernah menjadi residivis dan beberapa kali berurusan dengan hukum.
Sosok dukun pengganda uang pernah ditangkap aparat kepolisian dari Polres Banjarnegara pada 2019 lalu lantaran memalsukan uang.
"Memang berdasarkan jejak digital, pelaku residivis pemalsuan uang di Pelakongan, pernah ditangkap pada tahun 2019," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto dilansir Kompas.com.
Sebelumnya, Mbah Slamet juga pernah diciduk karena kasus serupa. Hanya saja, Hendri tak menyebutkan waktu dan tempatnya.
"Sebelum (ditangkap) pada tahun 2019 juga residivis uang palsu. Ini sekadar untuk informasi saja," ucapnya terkait kejahatan Mbah Slamet.
Sementara itu, Saneh (49), istri Mbah Slamet mengaku kaget usai jejak kejahatan suaminya yang membunuh 12 orang terbongkar.
"Saya juga kaget," ungkapnya di rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Baca juga: Polisi Identifikasi 8 Jenazah Korban Mbah Slamet Banjarnegara, Selain Pasutri, Ada Ibu Anak
Saneh mengaku selama ini tidak mengetahui bahwa suaminya menjadi dukun pengganda uang.
Namun, Saneh tak memungkiri bahwa beberapa waktu lalu banyak tamu yang datang ke rumahnya.
"Kalau ada tamu saya buatkan minum, setelah itu ngobrol sama bapak. Saya masuk ke dalam, tidak tahu dari mana, saya tidak pernah tanya-tanya," tuturnya.
Menurut Saneh, dirinya tak curiga dengan kegiatan sang suami. Dia menerangkan, sebelum kasus ini mencuat, Tohari tinggal dengan wanita lain di luar Desa Balun.
"Setahun terakhir sejak kenal perempuan lain jarang pulang ke rumah. Pulang terakhir kemarin waktu awal puasa, tapi cuma sebentar," bebernya.
Baca juga: Mbah Slamet Banjarnegara Mengaku Menyesal Setelah Bunuh 12 Orang : Saya Ingin Bertobat
Sementara itu, Kepala Desa Balun Mahbudiono mengungkapkan, Mbah Slamet jarang bersosialisasi dengan masyarakat.
"Orangnya jarang kelihatan, intinya jarang bermasyarakat," jelasnya, Senin (3/4/2023).
Dirinya juga tak mengetahui pasti apa pekerjaan Mbah Slamet. Terkait kasus tipu-tipu penggandaan uang yang dilakukan Tohari, Mahbudiono menyampaikan bahwa pemerintah desa tidak mengetahui siapa saja tamu yang datang ke rumah Mbah Slamet.
Namun, terangnya, perangkat desanya kerap menerima aduan korban yang merasa ditipu Mbah Slamet.
Baca juga: Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Jadi 12 Orang, Kuburan Ditanami Singkong
"Pernah juga ada orang menggandakan uang dan akhirnya gagal. Saya pernah ke rumahnya (Mbah Slamet), sama pengadunya, tapi tidak ketemu. Pengaduan sering melalui perangkat kami, mana kala didatangi tidak ada, susah orangnya," paparnya.
Di samping itu, pihaknya juga pernah menerima laporan orang hilang. Orang itu berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. "(Pernah menerima laporan) orang hilang sudah sekitar setahun lalu yang dari Palembang, sudah ditangani polisi," terangnya. (*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.