Berita Nasional
Mbah Slamet Banjarnegara Mengaku Menyesal Setelah Bunuh 12 Orang : Saya Ingin Bertobat
Pria asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa itu mengaku menyesal usai membunuh korban-korbannya.
POS-KUPANG.COM, BANJARNEGARA - Sebuah pengakuan menegejutkan datang dari Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah usai kedoknya terbongkar.
Pria asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa itu mengaku menyesal usai membunuh korban-korbannya. Hingga saat ini, sebanyak 12 orang disebut menjadi korban Mbah Slamet. Mayat mereka ditemukan terkubur di kebun miliknya.
"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Pria berusia 45 tahun itu merenggut nyawa dengan cara menyuruh korban meminum minuman beracun. Korban tak mengetahui bahwa minuman tersebut diberi racun. Lima menit usai menenggak minuman itu, korban meninggal.
Setelah memastikan korban tewas, tersangka lantas mengubur jenazah korban.
"Kalau belum mati enggak berani ngubur," ucapnya.
Mbah Slamet mengaku melakukan aksinya seorang diri. Dia mengeksekusi korban di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Di sana, dirinya bermodus menjalankan ritual supaya penggandaan uang berhasil. Maka, dia turut mengajak korban.
Baca juga: Pengakuan Istri Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang : Saya Tidak Tahu, Tidak Pernah Tanya Tanya
"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," ungkapnya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka dan korban menuju tempat ritual menggunakan kendaraan.
Baca juga: Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Jadi 12 Orang, Kuburan Ditanami Singkong
"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," tuturnya, Selasa.
Begitu korban tewas, Mbah Slamet baru menggali tanah untuk mengubur korban.
"Pada saat datang, lubang belum disiapkan. Ketika korban sudah meninggal baru digali," jelasnya. (*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.