Semana Santa Larantuka

Semana Santa Larantuka, Mengenal Empat Pengayuh Sampan Bawa Peti Yesus Arungi Arus Gonsalu Larantuka

Seksi Perlengkapan Berok Tuan Meninu, Petrus Musu Fernandez (65), mengatakan empat pengayuh berok sudah siap mengarungi derasnya arus gonsalu

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Umat Paroki Sanjuan, Larantuka, merenovasi Berok atau sampan untuk perarakan peti Yesus Kristus dalam prosesi Jumat Agung, Jumat 31 Maret 2023. 

Laporan Reportet POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Prosesi Semana Santa Larantuka, devosi sakral di Kabupaten Flores Timur tinggal menghitung hari. Salah satu rangkaian yang dinantikan adalah perarakan peti Patung Yesus Tersalib dari Kapela Tuan Meninu menuju Pantai Kuce di Pohon Siri pada Jumat, 7 April 2023.

Perarakan peti Patung Yesus Tersalib dibanjiri peziarah berbusana serba hitam sebagai tanda perkabungan. Ratusan perahu mengular panjang di belakang satu buah sampan tanpa mesin atau biasa disebut 'Berok' yang dikayuh empat orang pria.

Seksi Perlengkapan Berok Tuan Meninu, Petrus Musu Fernandez (65), mengatakan empat pengayuh berok sudah siap mengarungi derasnya arus gonsalu di Selat Larantuka.

"Sudah terdaftar dan sekarang sudah genap," katanya kepada wartawan, Sabtu 1 April 2023 petang di pelataran depan rumahnya.

Baca juga: 1.089 Personel Polda NTT Amankan Semana Santa Larantuka

Ia menerangkan, empat pengayuh masih melaksanakan uji coba guna memastikan kondisi mental dan fisiknya dalam keadaan bugar. Selain itu, mereka juga diarahkan untuk membersihkan diri dengan cara berdoa dan memohon pengampunan.

"Kita coba berulang kali karena arusnya kuat, ini juga perlu mental yang kuat," tutur Petrus.

Menurut dia, meski melawan derasnya arus gonsalu, namun empat pengayuh tak khawatir. Sebab, mereka membawa wujud khusus atau bagi umat setempat menyebutnya dengan kata 'Permesa'.

Dalam berok yang panjangnya 8 meter dan lebar 80 centimeter itu, peti Yesus Tersalib dijaga oleh perempuan suku Rita dan ketua suku Fernandez yang dahulunya disebut Qinta Besa.

Petrus menambahkan, prosesi laut identik dengan hikayat kedatangan kapal Zaramboga milik bangsa Portugis sekitar tahun 1600 silam atau satu abad setelah Tuan Ma.

Baca juga: Peziarah Asal Portugal Ikut Semana Santa Larantuka, Booking Enam Kamar Biara PRR

Kapal Zaramboga terbawa arus gonsalu hingga hanyut di Pantai Kebi. Misionaris Portugal memberikan enam patung sakral dan diambil tiga suku menggunakan berok yang dibuat dari pohon Rita.

Kisah itu terus diwariskan dari generasi ke generasi. Lantaran datangnya dari laut, maka prosesi sang penebus dosa itu pun digelar dengan mengarungi arus gonsalu dari Taman Doa Tuan Meninu menuju Pantai Kuce berjarak sekitar empat kilo meter. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved