KKB Papua

KKB Papua - Para Pemimpin Gereja Minta Penculik untuk Membebaskan Pilot Susi Air

Sehubungan dengan itu, para pemimpin gereja di Papua Indonesia telah meminta kelompok separatis untuk membebaskan pilot tersebut.

Editor: Agustinus Sape
Tabloid Jubi/TPNPB
Dewan Gereja di Papua meminta KKB Papua segera membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang diculik KKB Papua sejak 7 Februari 2023. 

POS-KUPANG.COM -  Sudah hampir dua bulan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens berada dalam penculikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Berbagai upaya sudah dilakukan untuk pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut, namun belum juga membuahkan hasil.

Sehubungan dengan itu, para pemimpin gereja di Papua Indonesia telah meminta kelompok separatis untuk membebaskan pilot tersebut.

“Tindakan penyanderaan ini tidak dapat dibenarkan oleh norma adat dan iman Kristiani yang kita akui sebagai pedoman dalam kehidupan hari ini,” demikian surat terbuka yang dikeluarkan Dewan Gereja Papua pada 27 Maret 2023.

Philip Mark Mehrtens, 37, seorang pilot untuk perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air, telah disandera oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sejak 7 Februari di Kabupaten Nduga di Provinsi Pegunungan Papua.

Dewan Gereja mengatakan penundaan pelepasan Mehrtens akan memberikan legitimasi kepada pemerintah Indonesia untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di Papua dan mendirikan lebih banyak basis keamanan di wilayah tersebut.

Pemimpin Gereja mengatakan mereka khawatir dengan kondisi pilot karena upaya pemerintah Indonesia untuk membebaskan pilot, termasuk melalui jalur diplomatik yang melibatkan Selandia Baru, gagal.

Baca juga: KKB Masih Sandera Pilot Susi Air, Jokowi Ingatkan TNI Agar Hati-hati, Utamakan Keselamatan

Sementara itu, Selandia Baru telah mengirimkan tiga diplomat untuk memantau pencarian pilot tersebut.

"Kami menuntut agar perlakuan tidak manusiawi ini dihentikan. Ingat, Kristus hadir dalam diri orang-orang yang lemah, yaitu mereka yang telanjang, miskin dan mereka yang berada di penjara," kata dewan tersebut.

Pemberontak menyerbu pesawat bermesin tunggal milik Mehrtens yang membawa lima penumpang di distrik Nduga yang terpencil.

Pesawat itu dijadwalkan menjemput 15 pekerja konstruksi. Pemberontak melepaskan penumpang karena mereka orang asli Papua dan kemudian membakar pesawat.

Pemberontak mengirim video dan foto ke Associated Press yang menunjukkan mereka membakar pesawat di landasan. Pesawat terbang adalah satu-satunya moda transportasi praktis di banyak bagian provinsi Papua yang bergunung-gunung.

Penyanderaan Mehrtens telah menimbulkan kepanikan di antara penduduk di banyak distrik yang meninggalkan rumah mereka, karena khawatir akan kemungkinan konflik bersenjata antara pasukan keamanan dan separatis.

Mereka yang mengungsi menderita kekurangan barang-barang penting. Kami meminta Egianus Kogoya, pimpinan TPNPN-OPM, “membebaskan pilot agar orang-orang ini dapat kembali” ke rumah mereka, kata Dewan Gereja.

Baca juga: KKB Papua - Polda Papua Kerahkan Pasukan di Puncak Jaya: Ini Demi Keamanan Masyarakat

Pastor John Bunay, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Jayapura, mengatakan kepada UCA News pada 28 Maret bahwa krisis ini sebaiknya diselesaikan dengan mendorong dialog dan "mengesampingkan senjata."

"Alangkah baiknya jika pemerintah Indonesia menarik pasukannya dalam upaya pembebasan pilot ini" dan melibatkan pihak lain sebagai mediator. Presiden "dapat mengumumkan jeda kemanusiaan," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved