Breaking News:

Semana Santa Larantuka

Semana Santa Larantuka, Rabu Trewa Diwarnai Pukul Tiang Listrik dan Seret Seng Bikin Gaduh

Rabu Trewa dibedakan dari Rabu Abu yang merupakan hari pembukaan atau hari pertama masa puasa/masa prapaskah.

Editor: Agustinus Sape
DOK POS-KUPANG.COM
Ini adalah situasi pengadaan tiang-tiang kayu yang akan dipancang di sepanjang rute prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Larantuka. Foto diambil pada perayaan Semana Santa 2017. 

POS-KUPANG.COM - Salah satu hari penting yang dirayakan selama Semana Santa atau Pekan Suci di Larantuka adalah Rabu Trewa atau Rabu Terbelenggu, yaitu hari Rabu setelah hari Minggu Palma atau hari Rabu sebelum hari Kamis Putih.

Rabu Trewa dibedakan dari Rabu Abu yang merupakan hari pembukaan atau hari pertama masa puasa/masa prapaskah.

Dinamakan Rabu Trewa karena pada hari tersebut orang membuat bunyi-bunyian dengan memukul tiang-tiang dan menyeret seng-seng di jalanan sambil berteriak "trewa" berulang-ulang hingga menimbulkan kegaduhan di seluruh kota.

Rabu Trewa di Kapela Tuan Ana_02
Suasana ibadah di depan Kapela Tuan Ana pada hari Rabu Trewa.

Kalau pada umumnya orang memukul tiang sebagai peringatan bahaya, seperti banjir atau gempa bumi, maka bunyi-bunyian pada Rabu Trewa merupakan tanda akan segera memasuki masa perkabungan. 

Mengingatkan kita akan saat di mana Yesus pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa, mengalami ketakutan yang mendalam, kemudian dikhianati Yudas Iskariot, ditangkap dan dibelenggu.

Karena itulah, Rabu Trewa disebut juga Rabu Terbelenggu, mengingatkan kita akan Tuhan Yesus yang dibelenggu sebelum menghadapi pengadilan dan divonis mati dengan cara disalibkan. 

Bunyi-bunyian pada Rabu Trewa juga menjadi saat terakhir untuk selanjutnya umat memasuki masa tenang, tidak ada lagi bunyi-bunyian, apalagi bunyi musik yang memekakkan telinga sangat dilarang. 

Hal itu sangat terasa ketika masuk hari Kamis Putih. Bunyi lonceng atau gong yang biasanya digunakan dalam ibadah sudah diganti dengan bunyi bilah kayu yang sama sekali tidak nyaring. Suasana itu akan berlangsung hingga perayaan Sabtu Suci atau Sabtu Alleluya.

Baca juga: Jadwal Lengkap Semana Santa Larantuka 2023, Selasa 4 April Tikam Turo dan Pembuatan Armida

Pada Rabu Trewa ini umat melaksanakan doa di Kapela Tuan Ma dan Kapela Tuan Ana, antara lain dengan mengadakan lamentasi yang diambil dari Ratapan Yeremia. Pada saat itu, kedua kapela yang sepanjang tahun ditutup, dibuka untuk umat.

Seluruh kegiatan di kapela Tuan Ma dan Tuan Ana dipimpin oleh anggota Konfreria, termasuk membuka dan menutup pintu kapela.

Usai ibadat lamentasi, lampu-lampu di kedua kapela dipadamkan, sekaligus sebagai tanda Bunda Maria berdukacita atas kesengsaraan dan wafat Yesus Kristus Putranya.

Perlu diketahui pula bahwa pada Rabu Trewa pemancangan tiang-tiang kayu di kiri-kanan sepanjang rute Prosesi Jumat Agung malam hari sudah harus tuntas.

Umat dan suku-suku Semana bergotong royong memancangkan tiang-tiang dari kayu kukung dan belahan bambu diikat menggunakan tali gewang. 

Tiang-tiang akan digunakan untuk menaruh lilin yang akan menerangi rute prosesi. Agar tidak terburu-buru dan mengganggu kegiatan ibadah pada Rabu Trewa, maka biasanya pemasangan tiang-tiang kayu mulai dilakukan pada hari sebelum Rabu Trewa. Proses pemancangan tiang-tiang kayu di sepanjang rute prosesi itu disebut Tikam Turo.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved