Berita Kesehatan

Stop, Tunda dan Wajib Penggunaan Obatan-obatan Sebelum Pembiusan

Salah satu komponen yang wajib diperhatikan adalah riwayat penggunaan obat-obatan rutin (dalam jangka waktu yang lama/panjang)

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-ISTIMEWA
dr. Filsa Fina (Dokter Umum di Puskesmas Bakunase, RST Wirasakti Kupang) 

Oleh: dr. Filsa Fina

Dokter Umum di Puskesmas Bakunase, RST Wirasakti Kupang

POS-KUPANG.COM - Tindakan pembiusan harus direncanakan dengan baik, karena ini merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu operasi.

Banyak komponen penting yang harus dievaluasi sebelum seorang pasien disetujui untuk menjalani prosedur tindakan (pre-operasi). Salah satu komponen yang wajib diperhatikan adalah riwayat penggunaan obat-obatan rutin (dalam jangka waktu yang lama/panjang) bagi pasien dengan penyakit kronis, karena lebih dari setengah populasi penduduk di Indonesia mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang panjang untuk mengobati penyakit kronis dan gangguan mood dan kebanyakan dari mereka mengkonsumsi obat-obatan sebagai pengobatan rutin setiap harinya.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa beberapa obat dapat mempengaruhi proses pembiusan bahkan dapat menyebabkan komplikasi serius selama dan sesudah tindakan operasi ; seperti masalah perdarahan, komplikasi pada jantung, peningkatan tekanan darah dan perpanjangan efek dari obat bius.

Baca juga: WHO: Perlu Tindakan Segera pada Obat Sub-standar yang Menyebabkan Kematian, Termasuk di Timor Leste

Pasien-pasien yang sedang dalam pengobatan penyakit kronis seperti sakit jantung, diabetes, hipertensi, gangguan mood dan lain sebagainya akan diatur; obat-obatan apa saja yang boleh dan tidak boleh diteruskan sebelum proses pembiusan.

Rata-rata obat kronis dapat terus dilanjutkan sampai hari operasi, walaupun dosisnya harus diatur dan dikontrol, agar target yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan berat ringan penyakitnya.

Hasil yang diharapakan adalah tidak terlalu tinggi dan tidak telalu rendah, karena hal ini akan sangat menggangu selama tindakan bahkan memperlambat proses penyembuhan. Contoh kasus pada pasien diabetes, target gula darah sebelum operasi <180mg>

Baca juga: Balai POM Masih Temukan Obat Tradisional Berbahan Kimia

Berdasarkan pedoman dari NICE pada tahun 2020 menyebutkan beberapa golongan obat yang penggunaannya harus di hentikan dalam rentang waktu tertentu sebelum operasi., yaitu;  Obat pengencer darah seperti Aspilet, Clopidogrel, Heparin, Aspirin, Warfarin rata- rata harus dihentikan 3-5 hari sebelum tindakan pembiusan umum dan 10 hari sebelum pembiusan regional/ spinal oleh karena dapat meningkatkan resiko perdarahan, terutama pada pasien-pasien dengan pembedahan besar seperti operasi pada daerah perut dll.

Obat lainnya dari golongan Cox-1 NSAIDs yakni Ibuprofen dan Aspirin dihentikan 1-3 hari sebelum pembiusan karena meningkatkan resiko perdarahan. Golongan lainnya; Monoamine Oxidase Inhibitor atau yang lebih dikenal sebagai obat-obatan antidepresi harus dihentikan penggunaannya sejak 2-3 minggu sebelum tindakan  (disesuaikan atau tergantung kondisi penderita;terkontrol atau tidak) karena golongan obat ini dapat berinteraksi dengan beberapa jenis golongan obat bius.

Pasien yang sering mengkonsumsi obat golongan ini biasanya akan membutuhkan dosis obat bius yang lebih tinggi. Bagi pasien yang rutin mengkonsumsi Pil kontrasepsi sebaiknya dihentikan 6 minggu sebelum operasi elektif (terencana) karena dapat meningkatkan resiko thrombosis vena/penyumbatan pemburuh darah.

Baca juga: Dekranasda NTT Launching Kapsul Moringa, Obat Tradisional Berbahan Dasar Kelor

American society of Anesthesiologist (ASA) juga menyarankan untuk tidak mengkonsumsi suplemen herbal 1-2 minggu sebelum pembedahan, karena ditemukan dampak interaksi yang berbahaya dengan obat-obatan selama pembiusan antara lain meningkatkan resiko perdarahan, memperberat kelainan hati dan memperpanjang efek pembiusan.

Contoh suplemen herbal yang berisi Enchinace, Garlic/bawang putih, Gingko biloba, omega-3 fatty acids, Ginseng, Vitamin E yang menurut penilitian ternyata dapat meningkatkan resiko perdarahan. Penggunaan obat-obatan yang berfungsi mengatasi kelaianan ereksi sebaiknya dihentikan 24 jam sebelum operasi. Tidak lupa juga dengan alkohol dan rokok  kurang lebih 2 minggu sebelum tindakan operasi. Sedangkan obat tiroid/gondok, inhaler untuk penanganan  asma, kolesterol, antibiotik serta anti epilepsi boleh tetap dilanjutkan..

Selain obat yang dibatasi penggunannya, ASA juga mengeluarkan pedoman untuk menentukan obat-obatan apa saja yang harus diminum sebelum pembiusan

Obat-obatan ini  bertujuan untuk mencegah terjadinya mual dan muntah serta yang berfungsi menetralkan asam lambung atau menghambat produksi asam lambung berlebih serta berfungsi untuk mencegah pindahnya cairan lambung ke paru-paru. Contoh obat golongan ini seperti Ondancentron/Metoklopramid/Domperidone, Ranitidine, Omeprazole atau Antasida. Obat-obatan seperti vitamin D dan kalsium biasanya diberikan kepada pasien penderita gondok, atau tambahan obat penambah darah apabila pasien dalam kondisi kurangnya sel darah merah dalam tubuh (anemia).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved