Paralegal LBH APIK Minta Pemerintah Serius Tangani Kasus Perempuan Anak
Paralegal LBH APIK Bali berharap agar di hari perempuan Internasional (HPI) tahun 2023 ini setiap perempuan diberi kesempatan menunjukkan potensinya
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Paralegal LBH APIK Bali berharap agar di hari perempuan Internasional (HPI) tahun 2023 ini setiap perempuan dan anak diberi kesempatan untuk bisa mengeksplore potensi yang dimilikinya.
Dan Pemerintah juga bisa serius menangani kasus dimaksud dan berjejaring dengan LBH APIK Bali, LBH APIK NTT serta paralegal untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT.
Harapan ini disampaikan paralegal LBH APIK Bali saat mengunjungi LBH APIK NTT di Kupang, Kamis (9/3) pagi. Kedatangan 80-an paralegal LBH APIK Bali itu didampingi Ketua LBH APIK Bali, Nila dan pengacara Anggreani.
Mereka diterima langsung oleh Direktris LBH PIK NTT, Ansi Rihi Dara beserta staf yakni Ester Day, Puput Joan Riwu Kaho, Adelaide Ratu Kore, Dany Manu, Vito Tinenti, Vani dan Iin Kerole.
Selama 2 jam lebih mereka berdiskusi tentang pengalaman menjadi paralegal dan pendampingan yang telah dilakukan terhadap perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum.

Paralegal dari Sabu, Desi, Daniel Lai Riwu dan Jerfi senang karena bisa berbagi pengalaman dengan pengacara dan direktris LBH APIK NTT di Kupang. Desi mengatakan, motivasinya menjadi paralegal ingin menolong perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum.
Daniel berharap pemerintah bisa terus berjejaring dengan paralegal di Sabu dalam rangka membantu perempuan dan anak yang terintimidasi.
Jefri berharap setiap perempuan diberikan hak dan kebebasan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan berbagai bidang kehidupan. "Harus tercipta kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Perempuan juga diberi kesempatan mengeksplore potensi yang dimilikinya," kata Jefri.
Baca juga: Catatan Akhir Tahun 2022 LBH APIK NTT, Semua Berpotensi Jadi Korban atau Pelaku
Paralegal dari Sumba Timur, Pdt Trilisa, Pdt Abson Manade, David dan Martini berharap pemerintah bisa menghasilkan perda perlindungan perempuan dan anak.
"Dalam HPI, perempuan bisa lebih mengenal dirinya dengan baik dan memberi diri untuk terlibat dalam berbagai hal positif," kata Pdt Trilisa.
Menurut Pdt Abson, selama ini pihak gereja sudah berupaya untuk memperkecil tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, namun belum memperoleh hasil maksimal. Karena belum didukung oleh semua pihak seperti pemerintah dan DPRD serta masyarakat.
"Perlu ada kerjasama dan sosialisasi secara masif kepada masyarakat agar bisa tahu bagaimana upaya meminimalisir dan mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

David berharap pemerintah serius menjangkau korban tindak kekerasan. "Jangan hanya tunggu laporan atau lihat ada kasus besar dan viral, baru bertindak. Semoga pemerintah dan legislatif bisa bikin perda perlindungan perempuan dan anak," saran David diamini Martini.
Ida dan Ita dari Sumba Tengah berharap agar keluarga dan bisa mewujudkan rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Pdt Ria dari Sumba Tengah berterima kasih atas perjumpaan dengan LBH APIK. Jejaring ini menjadi kekuatan besar untuk melakukan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
"Niat saja tidak cukup, tapi harus juga tahu ilmu pengetahuan, jejaring dan ada kasih. "Kami mengapresiasi LBH APIK NTT, semoga tetap konsisten dan punya hati untuk melakukan kerja kemanusiaan," doa Pdt Ria.
Baca juga: Tanamam yang Lupa Disiram Bakal Mati Paralegal LBH APIK NTT Waspada
Coreng Institusi Kepolisian, Predator Seksual Anak Briptu MR Tidak Pantas Kenakan Seragam Polisi |
![]() |
---|
Wujudkan Lapas dan Rutan yang Inklusi di Kota Kupang, Tantangannya Berat |
![]() |
---|
Opini: Paus Fransiskus dan Gereja yang Lebih Inklusif |
![]() |
---|
Direktris LBH APIK Ansy Rihi Dara Respon Menkomdigi Meutya Hafid Soal Pornografi Anak |
![]() |
---|
Femisida Puncak Kekerasan Terhadap Perempuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.