Berita Lembata
LSM Barakat Kritik Program Kacang Kedelai Pemerintah di Lembata: Terkesan Project Oriented
Isu adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim harus menjadi tanggung jawab semua pihak dan pemerintah perlu mengambil peran sebagai penggerak.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Direktur LSM Barakat, Benekditus Bedil mengatakan pemerintah perlu memprioritaskan dampak Perubahan Iklim yang bersifat kompleks dan holistik.
Menurut Benediktus Bedil, isu adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim harus menjadi tanggung jawab semua pihak dan pemerintah perlu mengambil peran sebagai penggerak.
Perubahan Iklim saat ini telah berubah menjadi krisis iklim yang membutuhkan mitigasi dan adaptasi yang cepat.
Ia mengritisi adanya program kedelai yang terkesan dipaksakan kepada para petani di Kabupaten Lembata.
Baca juga: Puskesmas Lewoleba Lembata Sediakan Alat USG untuk Ibu Hamil
"Kedelai biasa dibudidaya di Jawa. Sedangkan Lembata cocok dengan tanaman kacang-kacangan lain. Apakah ini cara pemerintah menghilangkan kami punya kacang kacangan? Karena itu, saya melihat program di bidang pertanian hanyalah Project Oriented," ungkap Benediktus Kamis, 9 Maret 2023 di Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Ia menyerukan kepada para pejuang iklim untuk bersuara kepada pengambil kebijakan untuk menempatkan orang atau manusia dalam berbagai kebijakan publik sesuai asas people oriented bukan project oriented.
LSM Barakat sendiri berupaya membicarakan proses percepatan adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim, salah satunya melalui rapat dengar pendapat bersama DPRD Lembata dan pemerintah serta proposal kepada berbagai pihak.
Baca juga: AFKAB Cup I: Membumikan Olahraga Futsal di Kabupaten Lembata
Sementara itu Petrus Pulang, akademisi dan peneliti lingkungan menjelaskan, dampak Perubahan Iklim bersifat kompleks dan holistik. Kini sudah terjadi krisis iklim.
Karena itu isu perubahan iklim perlu diutamakan dan disosialisasikan. Piter mengingatkan, dampak Perubahan Iklim antara lain, terganggunya ketahanan pangan, gagal panen dan menurunnya tingkat produksi.
Perubahan iklim juga berdampak kenaikan air permukaan laut, banjir, badai, kerusakan ekosistem, terancamnya habitat penting, cuaca ekstrim dan ancaman berbagai macam penyakit di sektor kesehatan. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.