Siswa Sekolah Jam 5 Pagi
Refafi Gah: Butuh Kajian Mendalam Soal Siswa Sekolah Jam 5 Pagi
Nono yang meraih juara dunia bukan karena sekolahnya masuk pukul 05.00 pagi. Orang tuanya serta guru-guru belum tentu juga bangun pagi
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Anggota DPRD NTT, Refafi Gah menilai keputusan Kepala Dinas P dan K NTT bagi pelajar SMA di NTT untuk masuk sekolah pada pukul 05.00 Wita belum pas dengan kondisi di NTT. Refafi mengharapkan agar perlu ada kajian yang mendalam dan matang.
"Setiap kebijakan yang diambil tentunya harus lewat kajian yang mendalam dari berbagai segi, baik aspek positif maupun dari aspek negatif dengan memertimbangkan kondisi di NTT," kata Refafi dalam rilis, Selasa, 28 Februari 2023.
Ketua DPD Partai Hanura NTT, ini memertanyakan apakah infrastruktur mendukung atau tidak, jarak sekolah anak didik dan guru-guru memungkinkan atau tidak. Kalau mereka bangun pukul 03.00 pagi untuk persiapkan diri, sarapan pagi, perjalanan ke sekolah, makan waktu berapa jam atau berapa menit.
Baca juga: Gubernur NTT Tetapkan Sekolah Mulai Jam 5 Pagi, Kepala SMAN 6 Kupang Sebut Disiplin Perlu Digenjot
Memang kata anggota Komisi 4 DPRD NTT, ini keputusan ini sulit berjalan sesuai dengan harapan gubernur.
Beberapa negara maju dengan tingkat pendidikan yang begitu luar biasa, seperti Jepang, Singapura, Canada, Swedia, Finlandia dan beberapa negara lain yang pada umumnya menekankan pada pada aspek disiplin, waktu kegiatan belajar rata-rata masuk 07.30.
Ada yang masuk kelas pukul 08.00 pagi. Tidak ada yang masuk pukul 05.00 pagi.
Padahal kata Refafi, infrastruktur sudah sangat baik, pelayanan transpotasi sudah memadai, penerangan jalan sudah seperti siang hari, jadi tidak ada kekhawatiran orang tua pada anak-anak mereka.
"Kita di NTT belum bisa menerapkan masuk sekolah pukul 05.00 Wita karena kurikulum kita yang diterapkan dari pusat fokus pada merdeka belajar. Kita semua berharap Kadis P dan K bisa menjelaskan kondisi kita di NTT ini. Tidak bisa kita samakan dengan anak-anak pesantren yang ditampung di asrama. Saya khawatir saja jangan sampai Pak Gubernur menawarkan lalu direspon oleh Kadis dan guru-guru bahwa siap dan bisa diterapkan. Jadi gubernur langsung gasfull yang pada akhirnya akan gagal. Harapan saya, pemerintah dalam hal ini Bapak Gubernur dan Bapak Wagub serta Staf Ahli dan Staf Khusus bisa berembuk kembali mencari solusi yang terbaik untuk pendidikan di NTT. Jangan lupa koordinasi juga dengan Menteri Pendidikan," kata politisi Hanura ini.
Refafi mengatakan, Nono yang meraih juara dunia bukan karena sekolahnya masuk pukul 05.00 pagi. Orang tuanya serta guru-guru di sekolah itu belum tentu juga bangun jam 04.00 pagi, tapi Nono sukses juga. Refafi mengajak semua pihak menginstrospeksi diri agar pendidkan di NTT lebih baik ke depan.
(pol)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS