Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Februari 2023, Puasa, Meninggalkan Cara Hidup Lama
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Puasa, Meninggalkan Cara Hidup Lama.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Puasa, Meninggalkan Cara Hidup Lama.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Yesaya 58: 9b-14; dan bacaan Injil Lukas 5: 27-32.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 25 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Kesejatian puasa dalam arti yang benar bukanlah terletak pada pelaksanaan hukum secara kaku, tapi pada bagaimana kita menjadi begitu peduli dan solider dengan kehidupan sesama.
Kita tidak bisa disebut sedang berpuasa jika kita menutup mata terhadap kesusahan yang dialami sesama meskipun kita berpunya.
Kita juga tidak bisa disebut sedang berpuasa jika kita bersikap tidak adil dan tidak bisa memberikan uluran tangan penuh kasih kepada sesama.
Karena puasa yang sejati adalah bila kita menjalankan hukum keagamaan secara benar, bersikap adil dan penuh kasih terhadap orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 24 Februari 2023, Berpuasa yang Benar
Puasa yang sejati itu tidak lain yakni mengendalikan diri dari kecenderungan dosa dan meluruskan kembali sikap batin untuk hidup secara benar.
Dalam konteks ini puasa bisa berarti meninggalkan cara hidup lama yang ditandai dosa dan mengikuti jalan panggilan Yesus untuk hidup secara benar.
Tentang hal ini kita bisa melihat bagaimana Lewi, seorang pemungut cukai dipanggil untuk mengikuti Yesus.
Lewi akhirnya meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai dan mengikuti panggilan Yesus.
Mula-mula Lewi menunjukkan pertobatannya dari pekerjaannya sebagai pemukut cukai yang suka memeras orang dengan mengadakan perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 24 Februari 2023, Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa
Dalam perjamuan itu Lewi juga menyertakan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain untuk ikut makan bersama Yesus.
Peristiwa makan bersama dengan Yesus itulah dilihat sebagai peristiwa perjumpaan dengan Yesus sebagai awal dari pertobatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.